Palestina di Ambang Kelaparan, Kanselir Jerman Sentil Netanyahu
Kanselir Jerman Olaf Scholz mempertanyakan Israel soal serangan mereka pada Minggu (17/3). Ia juga mengatakan dunia tak bisa hanya berdiam diri menyaksikan warga Palestina menghadapi kelaparan.
Pernyataan Scholz disampaikan usai bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem, Minggu (18/3). Scholz menyampaikan keprihatiannnya soal tingginya jumlah korban sipil dan kurangnya bantuan ke Gaza.
“Semakin menyedihkan situasi masyarakat di Gaza, semakin besar pula pertanyaan yang muncul: Tidak peduli betapa pentingnya tujuan tersebut, apakah hal tersebut dapat membenarkan dampaknya," kata Scholz dikutip dari Reuters.
Ini merupakan pernyataan yang jarang dilontarkan Jerman yang sejak awal mendukung Israel untuk mempertahankan diri lawan Hamas. Kedatangan Scholz ke Yordania dan Israel terjadi usai Israel menyetujui rencana menyerang Rafah di selatan Gaza.
Sekutu Israel mendesak Netanyahu menunda serangan ke Rafah karena kekhawatiran jatuhnya korban sipil dalam jumlah besar. Namun Israel menyatakan kota tersebut adalah salah satu benteng terakhir Hamas.
"Bagaimana seharusnya lebih dari 1,5 juta orang dilindungi? Ke mana mereka harus pergi?" ujar Scholz.
Saat berkunjung ke Yordania, Scholz mengatakan banyaknya korban sipil akibat serangan ke Rafah akan membuat perdamaian sulit diwujudkan. Meski demikian, ia tak membahas sanksi yang akan diberikan Jerman ke Israel jika serangan ke Rafah dilanjutkan.
Jerman telah menjadi salah satu sekutu Israel yang paling setia selain Amerika Serikat. Ini karena penebusan atas tindakan mereka terhadap Holocaust Nazi yang menewaskan 6 juta orang Yahudi.