Mesir Fasilitasi Perundingan Gencatan Senjata di Gaza
Mesir memfasilitasi perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Ini merupakan upaya terbaru untuk menghentikan perang antara tentara Israel dan kelompok perlawanan Palestina yang telah berlangsung selama 6 bulan di Gaza.
Al-Qahera News melaporkan sumber tingkat tinggi Mesir yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan informasi terkait perundingan gencatan senjata ini. Meski begitu, belum ada pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh otoritas Mesir.
Sumber tersebut menambahkan bahwa Direktur CIA AS William J Burns, Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman, serta delegasi Israel juga berpartisipasi dalam perundingan tersebut.
Delegasi senior dari kelompok Hamas yang berbasis di Gaza juga diperkirakan tiba di Kairo pada Minggu. Delegasi Hamas yang akan dipimpin Khalil al-Hayya ini hadir memenuhi undangan Mesir guna mendiskusikan perkembangan terkait gencatan senjata di Gaza.
"Hamas menegaskan kembali komitmennya terhadap posisinya yang ditetapkan pada 14 Maret, dan tuntutannya untuk mengakhiri agresi Israel," kata perwakilan Hamas.
Tuntutan Hamas itu termasuk, gencatan senjata total, penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, mengembalikan para pengungsi ke rumah mereka, pergerakan bebas warga Gaza, dan membebaskan masuknya bantuan kemanusiaan ke daerah kantong tersebut. Hamas juga meminta adanya kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel. Seperti diketahui, terdapat 130 sandera Israel yang ditahan oleh Hamas.
Jumat lalu, pejabat pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa Presiden Joe Biden telah mengirim dua surat khusus kepada Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Emir Qatar Tamim bin Hamad Al-Thani beberapa waku lalu. Surat ini terkait dengan dorongan AS untuk percepatan negosiasi gencatan senjata.
Pejabat tersebut mengatakan bahwa Biden melalui suratnya meminta Mesir dan Qatar untuk menekan Hamas guna mempercepat negosiasi gencatan senjata. Namun, belum ada komentar langsung dari Mesir atau Qatar terkait isu tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir ini, sudah dilakukan sejumlah perundingan gencatan senjata. Namun, perundingan tersebut masih belum berhasil menemui kesepakatan.
Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan penolakan Israel terkait pengembalian warga Palestina ke Jalur Gaza utara menghambat kemajuan perundingan gencatan senjata. Perundingan ini mandek pada poin yang sama yang dibahas di Paris pada Maret lalu.
Sejak Oktober tahun lalu, serangan militer mematikan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 33.100 warga Palestina dan lebih dari 75.800 lainnya luka-luka di tengah kehancuran massal. Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan di Jalur Gaza, menyebabkan penduduknya, khususnya warga Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
Perang Israel telah memaksa 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kelangkaan akut bahan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur daerah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang pada pekan lalu memintanya untuk melakukan lebih banyak upaya untuk mencegah kelaparan di Gaza.