G7 Akan Mengadopsi Rekomendasi IEA untuk Mendorong Transisi Energi

Image title
1 Mei 2024, 09:31
G7
ANTARA FOTO/Reno Esnir/nym.
Ilustrasi, sejumlah pegiat iklim menggelar unjuk rasa di depan Kedubes Jepang, Jakarta, Jumat (19/5/2023). Mereka mendesak pemerintah Jepang dan negara-negara G7 menghentikan pendanaan energi fosil.
Button AI Summarize

Para menteri iklim, energi dan lingkungan hidup negara-negara G7 memberikan pengakuan terhadap kerja Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA). Blok negara-negara maju ini, juga berjanji untuk lebih meningkatkan ketahanan energi, serta memajukan transisi energi ramah lingkungan.

Dalam komunike setelah pertemuan dua hari di Turin, Selasa (30/4), di bawah keketuaan Italia pada 2024, para menteri negara-negara G7 berjanji memperkuat keamanan energi dan menjaga tujuan membatasi pemanasan global hingga 1,5 °C dengan mengambil tindakan untuk mencapai tujuan energi ambisius yang ditetapkan pada pertemuan KTT iklim COP28 di Dubai pada Desember 2023.

Dalam melakukan hal ini, negara-negara G7 secara ekstensif mengutip analisis, rekomendasi dan kegiatan IEA di bidang bahan bakar dan teknologi, serta meminta IEA mengambil peran utama dalam mewujudkan komitmen ketahanan energi dan iklim terkini, dengan menguraikan jalur ke depan, serta mengevaluasi hasilnya.

Fokus pada Hasil COP28

Para Menteri G7 di Turin menggarisbawahi fokus pada implementasi hasil energi COP28, yang mencakup tujuan seperti meningkatkan tiga kali lipat kapasitas energi terbarukan global dan menggandakan peningkatan efisiensi energi global pada 2030, serta mempercepat transisi dari bahan bakar fosil dengan cara yang adil, teratur dan merata.

Merujuk pada analisis IEA baru-baru ini, para menteri G7 menegaskan kembali komitmen terhadap target peningkatan energi terbarukan sebanyak tiga kali lipat, serta menegaskan komitmen untuk mencapai sektor ketenagalistrikan yang sepenuhnya atau sebagian besar terdekarbonisasi pada 2035, sembari membuat janji-janji baru yang penting untuk membantu mencapai tujuan tersebut.

Mengutip laporan khusus IEA, negara-negara G7 menetapkan tujuan peningkatan penyimpanan energi global lebih dari enam kali lipat antara 2022 dan 2030. Ini sangat penting untuk memastikan pasokan energi yang stabil, karena semakin banyak listrik yang dihasilkan dari energi terbarukan. Baterai kemungkinan besar menyumbang sebagian besar peningkatan kapasitas penyimpanan daya.

Selain itu, para menteri G7 berjanji untuk meningkatkan secara signifikan investasi pada jaringan listrik. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan analisis IEA, yang menyatakan bahwa investasi perlu ditingkatkan hampir dua kali lipat pada 2030 menjadi lebih dari US$ 600 miliar per tahun. Ini untuk memenuhi target iklim yang telah diumumkan oleh berbagai negara.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...