Israel Serang Sekolah PBB di Gaza Palestina, 40 Orang Tewas
Israel menghancurkan sebuah sekolah di Gaza pada Kamis (6/7) menggunakan serangan udara dengan dalih menargetkan 30 pejuang hamas. Kantor media pemerintah Gaza menyebut 40 warga Palestina tewas, termasuk wanita dan anak-anak yang berlindung di lokasi PBB tersebut.
Mengutip Reuters, rekaman video menunjukkan warga Palestina mengangkut jenazah dan sejumlah korban luka di rumah sakit setelah serangan itu. Serangan ini terjadi di tengah dorongan perundingan gencatan senjata yang akan melibatkan pembebasan sandera Israel yang ditahan Hamas dan beberapa warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir al-Balah, seorang anak laki-laki Palestina, Imad al-Maqadmeh, terbaring di lantai, wajahnya bengkak memar parah dan berdarah. Dia mengatakan kehilangan ayahnya dalam serangan tersebut.
"Apa yang kami lakukan? Tidak ada orang bersenjata di sekolah. Yang ada adalah anak-anak, sedang bermain. Kami bermain bersama. Mengapa mereka mengebom kami?" katanya dalam video yang diperoleh Reuters
Dalam gambar korban tewas yang dibaringkan di rumah sakit dikelilingi pelayat yang meratap, sebagian besar jenazah terbungkus kain kafan. Identitas mereka tidak dapat ditentukan dari video tersebut.
AS mengeluarkan pernyataan bersama dengan negara-negara lain yang menyerukan Israel dan Hamas berkompromi untuk menyelesaikan kesepakatan setelah delapan bulan perang di Jalur Gaza.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari mengatakan, Hamas belum menanggapi proposal gencatan senjata terbaru dan masih mempelajarinya. Ia juga mengatakan, upaya mediasi Qatar, Mesir dan AS masih berlangsung.
Sumber-sumber Reuters di kelompok Hamas mengatakan tidak ada hal baru yang perlu ditanggapi. Menurut mereka, usulan yang disampaikan Israel sudah lama dan kelompok tersebut menolaknya karena tidak berbicara tentang berakhirnya perang atau penarikan diri sepenuhnya dari Gaza.
Ismail Al-Thawabta, direktur kantor media pemerintah yang dikelola Hamas, menolak pernyataan Israel bahwa sekolah PBB di Nuseirat, di Gaza tengah, telah menyembunyikan pos komando Hamas.
“Pendudukan menggunakancerita palsu yang dibuat-buat untuk membenarkan kejahatan brutal yang dilakukan terhadap puluhan pengungsi,” kata Thawabta kepada Reuters.
Militer Israel mengklaim jet tempurnya telah melakukan serangan yang tepat” dan menyebarkan foto satelit yang menyoroti dua bagian bangunan yang dikatakan sebagai markas para pejuang.
“Kami sangat yakin dengan intelijen kami,” kata juru bicara militer Letkol Peter Lerner, dan menuduh pejuang Hamas dan Jihad Islam sengaja menggunakan fasilitas PBB sebagai basis operasional.
Dia mengatakan 20 hingga 30 pejuang berada di kompleks tersebut, dan banyak dari mereka tewas. “Saya tidak mengetahui adanya korban sipil dan saya akan sangat berhati-hati dalam menerima apa pun yang disampaikan Hamas,” katanya.
Kepala juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan militer sejauh ini telah mengidentifikasi sembilan dari 30 pejuang Hamas dan Jihad Islam yang menjadi sasaran serangan menjelang fajar
Salah seorang korban selamat Huda Abu Dhaher yang selamat dalam serangan itu menggambarkan situasinya. "Orang-orang berserakan di dalam halaman dan di luar. Tabung gas meledak. Keponakan saya mati syahid, dia kehilangan kaki dan lengannya, dia berumur 10 tahun," ujarnya.
Washington mengatakan pihaknya berharap Israel sepenuhnya transparan dalam mempublikasikan informasi mengenai serangan tersebut.
Juru Bicara Keamanan Gedung Putih mengatakan, Israel secara umum mempunyai hak untuk menyerang Hamas. Namun mereka juga sudah menegaskan bahwa Israel harus mengambil setiap tindakan pencegahan yang mungkin dilakukan dan berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil.
Media Gaza juga mengatakan serangan udara Israel terhadap rumah wali kota kamp Al-Nuseirat di Jalur Gaza tengah menewaskan wali kota, Eyad Al-Mghari, dan beberapa anggota keluarganya. Dalam serangan udara Israel terpisah terhadap sebuah rumah di Deir Al-Balah di Jalur Gaza tengah, tiga warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka.. Belum ada tanggapan langsung dari militer Israel terhadap dua laporan terbaru tersebut.
Sekolah yang menjadi titik lokasi serangan Israel kemarin dikelola oleh badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA). Ketua UNRWA Philippe Lazzarini menyebut, sekolah tersebut menampung 6.000 pengungsi. “Sedikitnya 35 orang tewas dan banyak lagi yang terluka,” tulisnya di X.
Ia mengatakan, klaim Israwl bahwa kelompok bersenjata mungkin berada di dalam tempat penampungan sangatlah mengejutkan. Namun kami tidak dapat memverifikasi klaim tersebut. Menyerang, menargetkan atau menggunakan gedung PBB untuk keperluan militer. tujuannya adalah pengabaian terang-terangan terhadap hukum Humaniter Internasional."
Thawabta dan sumber medis mengatakan 40 orang tewas, termasuk 14 anak-anak dan sembilan wanita. PBB mengutuk serangan itu.
“Ini hanyalah contoh mengerikan dari harga yang harus dibayar oleh warga sipil, yaitu laki-laki, perempuan dan anak-anak Palestina yang berusaha bertahan hidup, yang dipaksa untuk berpindah-pindah dalam lingkaran kematian di sekitar Gaza, berusaha mencari keselamatan. membayar," kata juru bicara Stephane Dujarric.
Ia mengatakan, bangunan itu dulunya digunakan sebagai sekolah. Namun lantararan tidak ada lagi sekolah yang beroperasi di Gaza, bangunan itu kini digunakan sebagai tempat berlindung.