Insiden Tanah Tiba-tiba Amblas, Pemerintah Malaysia Pastikan Kuala Lumpur Aman
Tanah di sekitar area asjid India, Kuala Lumpur tiba-tiba amblas sehingga menyebabkan seorang warga negara India terperosok dan hilang pada Jumat (23/8). Penyelidikan Departemen Mineral dan Geosains Malaysia menunjukkan, kondisi tersebut terjadi antara lain akibat erosi lapisan tanah
Kementerian Sumber Daya Alam dan Keberlanjutan Alam (NRES) mengatakan, penyeledikan telah dilakukan oleh Departemen Mineral dan Geosains Malaysia (JMG). JMG menggunakan peralatan Ground Penetration Radar (GPR) untuk mendapatkan gambaran strata geologi dan sistem utilitas bawah permukaan di area itu.
Dari segi geologi, menurut JMG batuan dasar di Kuala Lumpur diperkirakan berbahan dasar batu kapur 30% dan 70% terdiri atas batuan granit dan metasedimen, yaitu Formasi Kenny Hill, Hawthornden Shays, dan Dinding Shays. Sedangkan daerah ambles di area Masjid India bertumpu pada batuan sekis, filit, dan kuarsit Formasi Kenny Hill.
Berdasarkan hasil penyelidikan tersebut ditemukan bahwa penyebab tanah ambles adalah akibat dari beberapa faktor, yaitu antropogenik (aktivitas manusia ), cuaca, dan juga erosi lapisan tanah tanggul di bawah permukaan.
Laporan teknis hasil investigasi terkait geologi dan struktur bawah permukaan akan disiapkan oleh Satuan Tugas Struktur Tanah Masjid India yang dipimpin Balai Kota Kuala Lumpur (DBKL) dalam jangka waktu tiga bulan.
NRES menegaskan Kuala Lumpur aman untuk ditinggali. Namun penguatan aspek pemantauan, pemeliharaan, prosedur dan metode investigasi bawah permukaan yang mencakup struktur konstruksi bawah tanah dapat mengidentifikasi dan menghindari ancaman tanah longsor dan lubang runtuhan yang mungkin terjadi.
NRES melalui JMG juga menyempurnakan data bawah permukaan wilayah Lembah Klang yang mencakup 10 Otoritas Daerah melalui Proyek Pemetaan Geologi Bawah Permukaan KL Raya (Greater KL) untuk melengkapi informasi bawah permukaan Kuala Lumpur yang sudah ada yang telah dilakukan dalam proyek 3DKL.
Guna mengurangi risiko bencana di Malaysia, NERS mengatakan, pada 21 Februari 2024 lalu Dewan Menteri telah menyetujui secara prinsip pembentukannya Pusat Bencana Geologi Nasional (PBGN), di mana melalui pembentukan itu nantinya aspek penanggulangan bencana geologi terpadu dapat dipraktikkan oleh semua pihak pemangku kepentingan.