Erdogan Larang Presiden Israel Lintasi Ruang Udaranya untuk Hadiri COP29

Hari Widowati
20 November 2024, 07:29
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra/nym.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengkonfirmasi Turki telah melarang Presiden Israel Isaac Herzog untuk menggunakan wilayah udara negaranya pada awal pekan ini.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengkonfirmasi Turki telah melarang Presiden Israel Isaac Herzog untuk menggunakan wilayah udara negaranya pada awal pekan ini. Hal ini menyebabkan pemimpin Israel tersebut harus membatalkan kunjungan yang telah direncanakan untuk menghadiri konferensi iklim COP29 PBB di Baku, Azerbaijan.

Kantor Herzog mengumumkan ia tidak akan menghadiri konferensi tingkat tinggi tersebut karena “pertimbangan keamanan”.

Namun, menurut situs berita Ynet, para pejabat di Azerbaijan membantah anggapan yang menyebut negara mereka tidak aman untuk dikunjungi Herzog. Azerbaijan mengatakan alasan sebenarnya dari pembatalan tersebut adalah penolakan Turki.

Dalam sebuah konferensi pers di KTT Pemimpin G20 di Brasil, pada Selasa (19/11), Erdogan mengkonfirmasi bahwa Herzog memang telah dicegah untuk terbang di atas Turki dengan pesawat resmi Wing of Zion. Larangan terbang ini terkait penentangan Turki terhadap perang Israel dengan Hamas di Gaza.

“Sehubungan dengan presiden Israel yang akan pergi ke Azerbaijan untuk menghadiri KTT COP29, kami tidak mengizinkannya menggunakan wilayah udara kami,” kata Erdogan menanggapi pertanyaan tentang tekanan Turki terhadap Israel untuk mengakhiri pertempuran, seperti dikutip media Turki.

Erdogan meminta presiden Israel menggunakan rute atau wilayah yang lain untuk melakukan perjalanannya ke COP29. "Ada daerah lain, ada kesempatan lain, kami menyuruhnya untuk melakukan perjalanan dari sana... tapi saya tidak tahu apakah dia bisa pergi atau tidak,” kata Erdogan seperti dikutip The Times of Israel.

Azerbaijan COP29
Azerbaijan COP29 (Media Center COP29)

Ekspresi Ketidakpuasan Turki

Insiden ini menandai kejadian terbaru di mana sebuah negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel memblokir seorang pemimpin Israel untuk menggunakan wilayah udaranya untuk kunjungan kenegaraan. Pemblokiran ini mengekspresikan ketidakpuasan Turki. Pada 2021, Yordania menolak untuk mengizinkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terbang di atas wilayah udaranya, memaksanya untuk membatalkan perjalanan ke Uni Emirat Arab.

Azerbaijan, sekutu Israel, berbatasan dengan Iran di sebelah selatan. Penerbangan langsung ke Baku dari Israel harus terbang di atas Laut Mediterania dan melewati Turki dan Georgia. Namun, rute ini tidak bisa ditempuh Israel karena tidak diizinkan oleh Erdogan. Opsi lainnya, presiden Israel harus melakukan perjalanan di atas Suriah, Irak, dan Iran. Hal ini jelas tidak memungkinkan bagi pesawat Israel.

Delegasi Israel lainnya untuk konferensi PBB, yang mencakup tiga menteri dan puluhan pejabat, akan hadir di COP29 sesuai rencana. Mereka menggunakan penerbangan komersial melalui Georgia. Delegasi ini berada di bawah pengamanan ketat, mengingat kedekatan geografis Azerbaijan dengan Iran.

Panas Dingin Hubungan Turki-Israel

Erdogan telah menjadi pengkritik keras Israel selama perang Israel-Hamas, yang dipicu oleh serangan 7 Oktober 2023. Pada Mei lalu, ia mengakhiri hubungan ekonomi yang kuat antara kedua negara.

Dia telah membandingkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler lebih dari sekali selama setahun terakhir. Pada satu titik, Erdogan mengatakan “metode genosida” Netanyahu akan membuat Hitler “cemburu.”

Israel dan Turki telah memiliki hubungan yang tidak harmonis selama bertahun-tahun. Namun, upaya ekstensif yang dilakukan oleh Erdogan dan Herzog pada 2022 mengakibatkan kedua negara secara singkat menikmati hubungan yang lebih hangat daripada yang mereka miliki selama lebih dari satu dekade.

Pada Maret 2022, Herzog menghabiskan waktu selama 24 jam di Ankara, yang merupakan kunjungan tingkat tertinggi oleh seorang pejabat Israel sejak mantan perdana menteri Ehud Olmert melakukan perjalanan tersebut pada tahun 2008.

Keberhasilan kunjungan tersebut terlihat jelas pada bulan Mei di tahun yang sama, ketika Erdogan menulis surat kepada Herzog pada Hari Kemerdekaan Israel. Pada saat itu, ia mengharapkan “Kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Israel.”

Setahun kemudian, pada Mei 2023, baik Herzog maupun Netanyahu menelepon Erdogan untuk mengucapkan selamat atas kemenangannya dalam pemilihan umum yang dianggap bebas tetapi tidak adil oleh para pengamat internasional.

Hubungan Turki dan Israel memburuk dan dengan cepat memburuk setelah serangan 7 Oktober yang didalangi oleh Hamas, yang mempertahankan kehadirannya yang kuat di Turki.

Sebuah percobaan serangan bom bunuh diri di Tel Aviv pada bulan Agustus dikatakan oleh Shin Bet dan Polisi Israel telah direncanakan dan dilakukan di bawah pengawasan markas Hamas di Turki.

Dukungan terbaru untuk Hamas dari Ankara dilaporkan ketika pimpinan senior kelompok teror tersebut telah meninggalkan Qatar menuju Turki, pada Minggu (17/11).

Baik Turki maupun Hamas menepis laporan tersebut sebagai “rumor”. Namun, Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa sekutu-sekutu Amerika tidak dapat melakukan bisnis seperti biasa dengan kelompok teror Palestina tersebut.

Liputan khusus COP 29 Azerbaijan ini didukung oleh:

Logo sponsor

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...