Prabowo di Agenda G20: Tagih Janji Negara Maju hingga Minta India Kirim Dokter

Ameidyo Daud Nasution
21 November 2024, 07:57
prabowo, g20, ktt g20
ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri sesi pertama KTT G20 di Brasil, Senin (18/11/2024) waktu setempat.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Prabowo Subianto telah menghadiri forum G20 perdananya sebagai Presiden. Dalam agenda yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil tersebut, Prabowo menyampaikan pidato hingga bertemu pemimpin lainnya secara multilateral maupun bilateral.

Salah satu yang disampaikannya adalah pentingnya menghadapi dampak perubahan iklim. Di hadapan para pemimpin G20, Prabowo menjelaskan alasan Indonesia memindahkan ibu kota.

"Wilayah pesisir kami mulai terendam akibat naiknya permukaan laut. Kami bahkan terpaksa memindahkan ibu kota negara," kata Prabowo pada Sesi Ketiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Brasil pada Selasa, (19/11).

Prabowo juga menyampaikan target di bidang ketahanan iklim hingga mempelajari program makan bergizi gratis di Brasil. Berikut sejumlah poin yang disampaikan:

Pindah ke IKN karena Permukaan Laut Naik

Dalam sesi ketiga, Prabowo mengatakan permukaan laut di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa naik hingga lima sentimeter per tahun. Situasi itu menyebabkan Indonesia kehilangan ratusan ribu hektare (ha) lahan produktif dan lahan pangan yang berdampak pada kondisi sulit para petani dan nelayan.

"Wilayah pesisir kami mulai terendam akibat naiknya permukaan laut. Kami bahkan terpaksa memindahkan ibu kota negara," kata Prabowo pada Sesi Ketiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Brasil pada Selasa, (19/11).

Prabowo mengatakan musibah kenaikan air laut di Pantura Jawa cenderung memperburuk kemiskinan dan kelaparan. Situasi ini, menjadi pemicu Indonesia untuk berkomitmen penuh terhadap beragam upaya menurunkan suhu global.

Bantu WHO

Presiden juga menyampaikan Indonesia siap mengucurkan dana sebesar US$ 30 juta atau sekira Rp 477 miliar untuk menutup kesenjangan pendanaan dalam kegiatan organisasi kesehatan dunia (WHO).

"Kami berharap kontribusi ini dapat memberikan dampak positif terhadap pekerjaan mulia yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa," kata Prabowo dalam sesi yang sama.

Target Netral Karbon Sebelum 2050

Prabowo juga mengatakan, Indonesia berkomitmen menghentikan operasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara dalam 15 tahun ke depan. Pemerintah mengoptimalkan pembangunan lebih dari 75 gigawatt (GW) pembangkit energi terbarukan.

Ketua Umum Partai Gerindra itu menyoroti Indonesia sebagai negara dengan cadangan energi panas bumi terbesar dunia serta produsen energi surya melimpah karena letak negara yang terletak di garis khatulistiwa.

"Dengan berbagai sumber energi terbarukan lainnya, kami optimis dapat mencapai target netral karbon sebelum tahun 2050," kata Prabowo.

Indonesia bertekad melakukan beragam program untuk menekan laju perubahan iklim, seperti pemanfaatan energi terbarukan. Dia meyakini Indonesia mampu mengolah minyak sawit menjadi bahan bakar alternatif biodiesel.

"Sebanyak 50% kebutuhan diesel kami dipenuhi dari bahan nabati seperti minyak kelapa sawit," ujar Prabowo.

Tagih Janji Negara Maju

Prabowo juga mengatakan Indonesia terbuka untuk mengoptimalkan potensi 557 juta ton kredit karbon sembari menawarkan kapasitas penyimpanan karbon terbesar di dunia. Namun, dia belum melihat janji negara-negara maju dalam memberikan kredit karbon yang telah lama ditawarkan kepada Indonesi.

"Oleh karena itu, kami membutuhkan komitmen berkelanjutan untuk memberikan kompensasi atas peran hutan kami dalam menjaga suhu global," ujar Prabowo.

Minta India Kirim Dokter ke Indonesia

Prabowo juga menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi di sela-sela KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil pada Senin (18/11). Dalam pertemuan tersebut, Prabowo menyatakan keinginan Indonesia untuk mengimpor beras hingga tenaga profesional di sektor kesehatan dari India.

Pertemuan Bilateral Presiden Prabowo dan PM India Narendra Modi.
Pertemuan Bilateral Presiden Prabowo dan PM India Narendra Modi. (BPMI Setpres/Andi)

Prabowo dalam pertemuan tersebut menyoroti potensi kerja sama di bidang kesehatan dan pendidikan. Ia mengungkapkan kebutuhan Indonesia akan tenaga medis yang mendesak lantaran Indonesia kekurangan 160 ribu dokter.

“Kami berharap dapat meningkatkan kerja sama dengan India, khususnya melalui pengiriman profesor dan dokter spesialis untuk mengajar di perguruan tinggi kami,” ujar Prabowo.

Belajar Program Makan Gratis di Brasil

Presiden juga menyiapkan tim khusus untuk mempelajari skema program makan gratis bagi siswa sekolah di Brasil. Prabowo telah memberi instruksi kepada tim tersebut untuk berkoordinasi dengan duta besar Brasil untuk Indonesia, George Monteiro Prata.

Dia mengatakan, implementasi makan bergizi gratis untuk siswa sekolah di Indonesia merupakan strategi untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia. Prabowo menyebut saat ini masih ada 25% anak usia sekolah di Indonesia yang masih mengalami kekuarangan gizi.

“Kami ingin belajar dari Brasil yang telah sukses menjalankan program serupa. Saya telah meminta tim saya untuk berkoordinasi dengan duta besar Brasil di Indonesia guna mempelajari program tersebut,” kata Prabowo pada Minggu (17/11).

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...