Perang Dagang AS Dimulai, Trump Berlakukan Tarif 25% untuk Kanada - Meksiko


Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan akan menarik tarif impor 25% untuk barang-barang berasal dari Meksiko dan Kanada mulai Selasa, 4 Maret. Selain itu, impor barang asal Cina yang telah dikenai tarif 10%, akan mendapat tambahan pungutan sebesar 10%.
Meksiko, Cina dan Kanada merupakan tiga mitra dagang utama Amerika. Tarif serentak pada ketiga negara tersebut dapat menyebabkan kenaikan harga bagi konsumen Amerika, yang mengakibatkan melonjaknya inflasi.
Dalam pernyataannya, Trump menyebutkan alasan memberlakukan tarif untuk Kanada dan Meksiko karena perdagangan narkotika ilegal dari kedua negara masuk ke AS. Kedua negara ini sebelumnya telah berjanji akan meningkatkan pengawasan di perbatasan mereka.
“Obat-obatan masih mengalir ke Negara kita dari Meksiko dan Kanada pada tingkat yang sangat tinggi dan tidak dapat diterima,” kata Trump dalam sebuah posting di Truth Social Kamis (27/2) waktu setempat dikutip dari CNN International.
Trump telah menetapkan tarif terhadap negara-negara tetangga Amerika terkait migrasi ilegal dan aliran fentanil ke dalam negeri.
“Kita tidak bisa membiarkan momok ini terus merugikan AS, dan oleh karena itu, sampai hal ini berhenti, atau dibatasi secara serius, tarif yang diusulkan yang dijadwalkan mulai berlaku pada 4 MARET memang akan berlaku, sesuai jadwal,” katanya.
Saham-saham AS bergejolak pada hari Kamis setelah komentar Trump, dengan penutupan perdagangan Dow Jones turun 194 poin, atau 0,45%, S&P 500 turun 1,59% dan Nasdaq Composite turun 2,78%.
Postingan Trump muncul setelah kebingungan muncul pada hari Rabu dalam rapat Kabinet pertamanya setelah dia mengatakan “2 April untuk semuanya,” sebagai tanggapan atas pertanyaan wartawan yang meminta klarifikasi tentang kapan tarif Meksiko dan Kanada akan berlaku. Banyak orang memperkirakan tarif tersebut ditunda setelah jeda 30 hari yang mulai berlaku awal bulan ini.
Potensi Balasan Tarif dari Kanada, Meksiko dan Cina
Kebijakan tarif Trump ini kemungkinan bakal mendapat balasan dari Meksiko, Kanada, dan Tiongkok.
Sebelumnya, Ketika dikenakan tarif 10%, Beijing merespons dengan kenaikan pungutan 10%-15%. Kenaikan pungutan untuk beberapa jenis batu bara dan gas alam cair sebesar 15% serta tarif untuk minyak mentah, mesin pertanian, mobil-mobil besar, dan truk-truk pikap sebesar 10%.
Menjelang tenggat waktu 4 Maret, Kanada mengumumkan mereka meluncurkan “Operasi Badai Salju” untuk mencegat barang selundupan ilegal yang masuk dan keluar dari Kanada. Fokusnya pada fentanil dan narkotika sintetis lainnya.
Kanada juga mengumumkan menyita 56,1 gram fentanil bulan ini, termasuk 20 pil fentanil dan 23 gram zat yang dicurigai sebagai fentanil dari dua warga negara AS yang menyeberang di pintu masuk Terowongan Windsor-Detroit.
Namun, jika perubahan-perubahan ini tidak memuaskan kekhawatiran pemerintahan Trump, dan menyebabkan tarif 25% untuk semua barang dari Kanada, negara ini kemungkinan akan memberlakukan tarif untuk barang-barang AS.
Potensi produk yang bisa dikenakan tarif seperti keramik, baja, furnitur, minuman beralkohol seperti bourbon dan wiski Jack Daniel, serta jus jeruk dan makanan hewan hingga energi Amerika.
Trump Bakal Naikkan Tarif Tambahan pada 2 April
Selain tarif impor Meksiko, Kanada, dan Tiongkok, Trump juga akan mengumumkan sejumlah tarif yang dianggapnya sebagai “tarif timbal balik” di seluruh dunia pada 2 April.
Tarif-tarif ini ditujukan untuk menyeimbangkan perdagangan dengan negara-negara lain, beberapa di antaranya memiliki tingkat tarif yang lebih tinggi untuk ekspor AS daripada yang diberlakukan AS untuk impor dari negara-negara tersebut.
AS berpotensi juga memungut tarif yang lebih tinggi lagi untuk impor Meksiko, Kanada, dan China, selain tarif yang akan mulai berlaku pada 4 Maret.
Menteri Perdagangan Howard Lutnick menyebut pajak penjualan nasional Kanada sebesar 5% ketika membahas potensi tarif timbal balik yang mungkin akan diberlakukan Trump, dalam sebuah wawancara dengan Fox News yang disiarkan pada hari Rabu.
“Kita seharusnya memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Kanada, tetapi mereka memiliki pajak nasional sebesar 5%,” kata Lutnick. “Mereka menipu di tengah-tengah, dan presiden sudah muak dan lelah dengan hal itu.”