Paus Fransiskus Alami Dua Kali Gagal Napas Akut


Paus Fransiskus mengalami dua episode insufisiensi pernapasan atau gagal napas akut yang disebabkan oleh akumulasi lendir. Dua bronskospi atau penyedotan lendir dilakukan untuk mengeluarkan sekreasi yang banyak.
"Pada sore hari, ventilasi mekanis non-invasif dilanjutkan. Bapa Suci tetap waspada, berorientasi, dan kooperatif setiap saat. Prognosisnya tetap hati-hati," ujar pernyataan Vatikan Senin malam waktu setempat (3/3).
Hasil tes darah Paus tidak berubah, dan menunjukkan bahwa ia tidak mengalami leukositosis (jumlah sel darah putih yang tinggi). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada infeksi baru, dan penumpukan lendir hanyalah konsekuensi dari pneumonia yang dialami Paus sebelumnya.
Penyebab kedua serangan hari ini adalah reaksi bronkus, yang berusaha mengeluarkan lendir yang terkumpul untuk menghilangkan bakteri. Oleh karena itu, kondisi klinis Paus tetap kompleks, dan krisis lebih lanjut seperti yang terjadi sore ini mungkin terjadi.
Paus pertama kali dirawat di rumah sakit pada tanggal 14 Februari setelah mengalami kesulitan bernapas selama beberapa hari. Ia sangat rentan terhadap infeksi paru-paru karena mengalami radang selaput dada saat dewasa dan menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru pada usia 21 tahun.
Selama 12 tahun menjadi pemimpin gereja Katolik Roma, pria asal Argentina itu telah dirawat di rumah sakit beberapa kali, termasuk pada Maret 2023 saat ia dirawat selama tiga malam di rumah sakit karena bronkitis.