Efisiensi Anggaran: Trump Bekukan Media Pemerintah AS, Termasuk VOA

Muhammad Almer Sidqi
16 Maret 2025, 15:37
Donald Trump
BBC
Presiden AS Donald Trump
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membekukan anggaran lembaga penyiaran dan media yang selama ini didanai pemerintah AS, termasuk Voice of America (VOA) sebagai dampak kebijakan efisiensi anggaran yang terus meluas.

Sekitar 1.300 pekerja VOA mendadak diberhentikan dengan status cuti paksa. Pada Jumat malam watu setempat, tak lama setelah Kongres AS mengesahkan rancangan undang-undang pendanaan terbaru, Trump mengarahkan pemerintahannya untuk mengurangi anggaran beberapa lembaga hingga batas minimum.

Salah satunya adalah U.S. Agency for Global Media, yang menaungi VOA, Radio Free Europe, Radio Free Asia, dan Radio Marti.

Kari Lake, yang ditunjuk Trump sebagai penasihat senior lembaga tersebut, mengunggah di platform X agar para karyawan di lembaga bersangkutan memeriksa email masing-masing yang berisi pemberitahuan tersebut.

"Untuk pertama kalinya dalam 83 tahun, Voice of America yang bersejarah dibungkam," kata Michael Abramowitz, direktur organisasi tersebut, dikutip dari AP News, Minggu (16/3). "VOA mempromosikan kebebasan dan demokrasi di seluruh dunia dengan menceritakan kisah Amerika, serta menyediakan berita dan informasi yang objektif dan berimbang, terutama bagi mereka yang hidup di bawah tirani."

Lembaga advokasi pers Reporters Without Borders menyatakan mereka mengutuk keputusan ini, dan menyebutnya penyimpangan dari peran historis AS sebagai pembela kebebasan informasi.

"Kami mendesak pemerintah AS mengembalikan VOA, serta meminta Kongres dan komunitas internasional mengambil tindakan terhadap langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya ini," tulis Reporter Without Borders dalam keterangan tertulisnya.

Gedung Putih mengatakan bahwa pemangkasan anggaran yang menyasar media ini bertujuan agar "pajak rakyat tidak lagi digunakan untuk propaganda radikal."

Padahal, selama ini VOA dan berbagai saluran informasi lain di bawah U.S. Agency for Global Media berkontribusi dalam memperluas pengaruh AS di luar negeri. Media-media pemerintah AS itu juga menjadi ujung tombak dalam melawan propaganda Rusia dan Cina.

Presiden Radio Free Europe/Radio Liberty (RFE/RL) Stephen Capus, salah satu penyiar generasi awal yang pertama kali mengudara ke negara-negara Blok Soviet selama Perang Dingin, menyebut penghentian pendanaan ini sebagai "hadiah besar bagi musuh-musuh Amerika."

"Para Ayatollah Iran, pemimpin Partai Komunis Cina, serta para otokrat di Moskow dan Minsk pasti akan merayakan kehancuran RFE/RL setelah 75 tahun," ujar Capus.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan