Israel Bakal Kirim 100 Warga Gaza untuk Jadi Pekerja Konstruksi di Indonesia


Media Israel melaporkan, untuk pertama kalinya, sekitar 100 warga Palestina dari Gaza akan dikirim ke Indonesia untuk bekerja di sektor konstruksi sebagai bagian dari program percontohan migrasi sukarela. Menurut Channel 12 News, inisiatif ini diawasi oleh Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT), yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Ghassan Alian.
Jika berhasil, tanggung jawab atas program ini akan beralih ke Direktorat Migrasi Israel, yang dibentuk oleh Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz.
Tujuan dari program percontohan ini adalah untuk menunjukkan kelayakan migrasi sukarela dan mendorong ribuan warga Gaza untuk mengambil pekerjaan konstruksi di Indonesia. Meskipun hukum internasional mengizinkan mereka yang meninggalkan Gaza untuk bekerja untuk kembali, tujuan yang lebih luas adalah untuk memfasilitasi migrasi jangka panjang, bergantung pada kerja sama dengan Indonesia.
Program ini mengikuti diskusi dengan pemerintah Indonesia, meskipun saat ini tidak ada hubungan diplomatik formal antara Israel dan Indonesia. Jika program percontohan ini terbukti efektif, Direktorat Migrasi Israel akan memimpin upaya-upaya di masa depan untuk memindahkan warga Gaza ke luar negeri dan mengamankan peluang kerja bagi mereka.
Channel 12 News menyebut Katz akan menunjuk seorang direktur untuk Direktorat Migrasi dalam beberapa hari mendatang. Salah satu kandidat yang sebelumnya disebutkan, Brigadir Jenderal (Purn.) Ofer Winter, tampaknya tidak lagi menjadi kandidat untuk peran tersebut.
Kabinet Keamanan Israel menyetujui proposal Katz untuk mendirikan direktorat baru di dalam kementerian untuk memfasilitasi emigrasi sukarela warga dari Jalur Gaza, pada Sabtu (22/3).
"Direktorat yang baru dibentuk tersebut ditugaskan untuk mengawasi jalur yang aman dan terkendali bagi warga Gaza untuk keberangkatan sukarela mereka," demikian pernyataan dari kantor Katz, seperti dikutip JNS.org.
Direktorat baru tersebut akan mengelola logistik seperti mengamankan rute perjalanan, memproses individu di penyeberangan yang ditentukan, dan mengkoordinasikan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung perjalanan melalui darat, laut, dan udara.
Katz menekankan inisiatif ini selaras dengan hukum internasional dan visi Presiden AS Donald Trump. "Kami bekerja dengan segala cara untuk mengimplementasikan visi presiden AS, dan kami akan mengizinkan setiap warga Gaza yang ingin pindah ke negara ketiga untuk melakukannya," kata Katz.
Warga Gaza yang Meninggalkan Jalur Gaza Meningkat
Menurut N12, terdapat peningkatan tajam dalam jumlah warga Gaza yang secara sukarela bermigrasi. Sejak awal bulan, 1.000 penduduk telah meninggalkan daerah kantong tersebut. Sebanyak 600 orang lainnya diharapkan berangkat minggu ini. Sejak pecah perang Israel-Palestina, total 35.000 warga Gaza telah meninggalkan Jalur Gaza secara permanen.
Mereka yang telah berangkat sampai saat ini termasuk individu yang membutuhkan perawatan medis beserta keluarganya, warga negara ganda, dan pemegang izin tinggal dari negara ketiga.
Sebelum berangkat, mereka dikumpulkan di titik yang ditentukan dan menjalani pemeriksaan keamanan oleh Badan Keamanan Israel (Shin Bet) di perbatasan Kerem Shalom. Setelah mendapat izin, mereka melanjutkan perjalanan ke perbatasan Rafah, Jembatan Allenby, atau Bandara Ramon. Para individu yang berangkat diinformasikan bahwa mengingat situasi saat ini di Gaza, mereka tidak mendapatkan jaminan untuk bisa kembali ke Gaza.
Kementerian Luar Negeri Bantah Ada Pembicaraan dengan Israel
Kabar mengenai pengiriman warga Gaza ke Indonesia oleh Israel direspons oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rolliansyah Soemirat, dalam pernyataan tertulis, mengatakan Pemerintah Indonesia tidak pernah membahas dengan pihak manapun ataupun mendengar informasi tentang rencana pemindahan warga Gaza ke Indonesia yang disebut oleh beberapa media asing.
"Dapat kami tegaskan bahwa tidak ada pembahasan apalagi kesepakatan antara Indonesia dengan pihak manapun mengenai hal tersebut," ujar Rolliansyah dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Kamis (27/3).
Menurutnya, saat ini Indonesia lebih mefokuskan dan mendorong terwujudnya gencatan senjata tahap II dan masuknya bantuan kemanusiaan, serta memastikan dimulainya rekonstruksi di Gaza.