Detik-detik Kematian dan Pesan Terakhir Paus Fransiskus

Yuliawati
Oleh Yuliawati
21 April 2025, 16:50
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus (tengah) melambaikan tangan sebelum meninggalkan Indonesia di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (6/9/2024).
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/nym.
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus (tengah) melambaikan tangan sebelum meninggalkan Indonesia di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (6/9/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemimpin Gereja Katolik, Paus Fransiskus, meninggal dunia dalam usia 88 tahun pada Senin (21/4) pukul 07.35 waktu setempat. Paus Fransiskus menghabiskan hari-hari terakhirnya dengan melayani gereja dalam perayaan Paskah, puncak dari kalender Kristen.

Paus memang tidak memimpin ibadah utama Pekan Suci dan Paskah pada akhir pekan lalu. Namun, ia tampil singkat selama akhir pekan, termasuk menghabiskan waktu selama 30 menit di sebuah penjara di Roma pada hari Kamis dan melakukan kunjungan ke Basilika Santo Petrus pada hari Sabtu malam.

Kemudian pada hari Minggu pagi, ia memberikan berkat “Urbi et Orbi” kepada “Kota [Roma] dan Dunia”. Paus kemudian menyapa kerumunan orang yang bersorak-sorai di Lapangan Santo Petrus dari mobil kepausan, yang merupakan pertama kalinya ia melakukan hal itu sejak dirawat di rumah sakit.

Paus juga bertemu sebentar dengan Wakil Presiden AS JD Vance, yang merupakan pejabat tinggi negara asing terakhir yang bertemu dengan Paus Fransiskus.

“Sangat luar biasa setelah titik tertinggi tahun liturgi gereja, pada titik tertinggi, Paus kemudian meninggal dunia dan itu, dalam beberapa hal, sangat tepat, karena tentu saja pesan Paskah adalah tentang kematian dan kehidupan baru,” kata koresponden CNN Vatikan Christopher Lamb dari Roma, dikutip dari CNN, Senin (21/4).

“Hari-hari terakhir Fransiskus benar-benar didedikasikan untuk melayani gereja, untuk melanjutkan pelayanannya sampai akhir. Dia tidak mengundurkan diri, seperti yang dispekulasikan oleh beberapa orang (dia akan mengundurkan diri). Dia selalu mengisyaratkan tekadnya untuk pergi sampai akhir, untuk melayani sampai saat terakhir.”

Megawati Beri Hadiah Lukisan Bunda Maria ke Paus Fransiskus
Megawati Beri Hadiah Lukisan Bunda Maria ke Paus Fransiskus (ANTARA/Monang Sinaga)

Paskah Terakhir dan Pesan Perdamaian

Paus Fransiskus dalam pesan Paskah yang disampaikan pada Minggu (20/4) menekankan pentingnya harapan akan perdamaian, serta menyerukan agar konflik bersenjata di berbagai belahan dunia berakhir dan perlunya bantuan bagi mereka yang menderita.

Paus yang masih dalam masa pemulihan dari pneumonia berat itu menyapa umat dari balkon Basilika Santo Petrus di Vatikan, sebelum menyerahkan penyampaian pesan dan berkat Urbi et Orbi ("Untuk Kota dan Dunia") kepada Kepala Liturgi Kepausan, Uskup Agung Diego Ravelli.

"Saya ingin kita semua memperbarui harapan bahwa perdamaian itu mungkin! Dari Makam Kudus, Gereja Kebangkitan, tempat umat Katolik dan Ortodoks merayakan Paskah pada hari yang sama tahun ini, semoga cahaya perdamaian memancar ke seluruh Tanah Suci dan ke seluruh dunia," demikian isi pesan Paus.

Terkait konflik di Ukraina, Paus menyampaikan harapan agar perdamaian segera tercapai dan mendorong semua pihak untuk terus berupaya mengakhiri perang tersebut.

Dalam pesannya, Paus juga menyampaikan rasa prihatin terhadap penderitaan umat Kristiani di Palestina dan Israel, serta kepada seluruh rakyat Israel dan Palestina.

Dia juga menyampaikan dukungan kepada umat Kristiani di Timur Tengah, serta rakyat di Yaman, Myanmar, Republik Demokratik Kongo, Sudan, dan Sudan Selatan.

Paus turut menyinggung situasi sulit yang masih berlangsung di kawasan Kaukasus Selatan, seraya mendoakan agar Armenia dan Azerbaijan dapat segera menandatangani dan mewujudkan perjanjian damai.

Ia menekankan perdamaian tidak akan mungkin terwujud di tempat-tempat yang tidak menjunjung tinggi kebebasan beragama, kebebasan berpikir dan berpendapat, serta tidak adanya rasa saling menghormati dan komitmen terhadap perlucutan senjata.

"Cahaya Paskah mendorong kita untuk meruntuhkan tembok-tembok pemisah yang menciptakan perpecahan dan menimbulkan konsekuensi politik serta ekonomi yang serius. Cahaya ini mengajak kita untuk saling peduli, memperkuat solidaritas, dan bekerja demi pengembangan manusia seutuhnya," lanjut pesan tersebut.

Setelah Uskup Agung Ravelli menyampaikan pesan tersebut, Paus Fransiskus memberikan pengampunan dosa kepada seluruh umat yang mendengarkan pesan Paskah tersebut.

Meski suaranya masih lemah, ia tetap mampu menyampaikan beberapa kalimat dalam bahasa Latin kepada umat yang hadir.

Foto Terbaik 2024
Foto Terbaik 2024 (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/tom.)



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan