Imbas Perang Dagang, Pelanggan Cina Tolak Kiriman Pesawat Baru Boeing

Mela Syaharani
24 April 2025, 15:25
perang dagang, tarif impor, boeing
ANTARA FOTO/REUTERS/Denis Balibouse/WSJ/sad.
Denis Balibouse Logo Boeing difoto selama European Business Aviation Convention & Exhibition (EBACE) di Jenewa, Swiss, Senin (23/5/2022).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Produsen pesawat global, Boeing mengonfirmasi pelanggan mereka asal Cina menolak kiriman pesawat baru yang sudah dipesan sebelumnya. Penolakan ini disebabkan oleh perang dagang Cina dan Amerika Serikat (AS) yang bermula dari penerapan kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang dibalas oleh Pemerintah Cina.

“Karena tarif, banyak pelanggan kami di Cina telah mengindikasikan bahwa mereka tidak akan melakukan pengiriman,” kata CEO Boeing, Kelly Ortberg dikutip dari Reuters, Kamis (24/4).

Kelly mengatakan penolakan Cina membuat perusahaannya akan mengalihkan pasokan jet baru tersebut ke pelanggan lain. Hal ini dilakukan saat kondisi global kekurangan pasokan pesawat komersial baru.

Sebelum kebijakan tarif Presiden Donald Trump, jet komersial diperdagangkan secara bebas bea di seluruh dunia di bawah perjanjian penerbangan sipil 1979. Setelah kebijakan itu tercetus, sebuah maskapai penerbangan Cina yang menerima pengiriman jet Boeing sekarang dapat terpukul oleh tarif pembalasan yang diberlakukan oleh Beijing atas impor barang-barang AS. 

Menurut konsultan penerbangan, IBA, mengatakan bahwa sebuah pesawat Boeing 737 MAX baru memiliki nilai pasar sekitar US$ 55 juta atau Rp 928 miliar. Dua pesawat 737 MAX 8, yang telah diangkut ke Cina pada Maret untuk dikirim ke Xiamen Airlines, kembali ke pusat produksi Boeing di Seattle pada minggu lalu.

Berdasarkan data dari pelacak penerbangan AirNav Radar dan Flightradar24, pesawat 737 MAX 8 ketiga meninggalkan pusat penyelesaian Boeing di Zhoushan, dekat Shanghai menuju wilayah Guam, Amerika Serikat, pada hari Kamis.

Menurut basis data pelacakan Aviation Flights Group, pesawat ini awalnya dibuat untuk maskapai penerbangan nasional Air China. Pesawat tersebut diangkut dari Seattle pada 5 April, pada periode antara Trump pertama kali mengumumkan tarif terhadap Cina dan Beijing mulai memberlakukan tarifnya sendiri yang meningkat terhadap barang-barang AS.

CFO Boeing, Brian West mengatakan Cina mewakili sekitar 10% dari backlog pesawat komersial Boeing. Perusahaan tersebut telah merencanakan untuk mengirim sekitar 50 pesawat baru ke Cina selama sisa tahun ini. Brian menyebut, saat ini perusahaan sedang menilai opsi untuk memasarkan kembali 41 pesawat yang sudah dibuat atau sedang dalam proses.

Sementara itu, sembilan pesawat Boeing yang belum masuk sistem produksi akan dikerjasamakan dengan pelanggan lain yang berminat. “Kami tidak akan terus membuat pesawat untuk pelanggan yang tidak akan mengambilnya,” kata Kelly.

Data pelacakan dari Aviation Flights Group menunjukkan 36 pesawat yang dibuat untuk pelanggan China pada berbagai tahap produksi dan pengujian sekarang berada di AS, termasuk tiga pesawat yang dikembalikan.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan