Rusia Sebut Perundingan Damai Tergantung Zelenskyy di Tengah Kabar AS Mundur

Yuliawati
Oleh Yuliawati
2 Mei 2025, 08:24
Seorang pria berjalan di dalam sekolah Vilkhivka yang hancur, saat serangan Rusia ke Ukraina terus berlanjut, di Vilkhivka, Ukraina, Rabu (25/5/2022).
ANTARA FOTO/REUTERS/Ivan Alvarado/WSJ/cf
Seorang pria berjalan di dalam sekolah Vilkhivka yang hancur, saat serangan Rusia ke Ukraina terus berlanjut, di Vilkhivka, Ukraina, Rabu (25/5/2022).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Rusia menilai perundingan gencatan senjata antara Moskow dan Kiev dapat segera terjadi jika Ukraina berupaya menyelesaikan akar penyebab konflik. Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy menyebut gencatan senjata kini tergantung sikap Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

"Keputusan ada di tangan (Presiden Ukraina Volodymyr) Zelenskyy, apakah akan menerimanya atau tidak, dan apakah ada upaya serius dan berarti untuk menyelesaikan masalah yang menyebabkan krisis ini,” ujar Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy, dikutip dari Sputnik-RIA Novosti, Jumat (2/5).

Meski begitu, Rusia optimistis perundingan bakal segera terjadi. “Saya pikir perundingan ini dapat terjadi segera," kata Polyanskiy.

Menurut dia, Moskow telah lama menyerukan solusi diplomatik, termasuk di Dewan Keamanan PBB.

Polyanskiy juga menyoroti Moskow melakukan upaya terakhirnya pada 2021, ketika rancangan perjanjian keamanan diajukan kepada Amerika Serikat dan NATO.

Namun, kecenderungan Rusia untuk menggunakan jalur diplomatik dalam menyelesaikan krisis tidak berubah, kata diplomat itu.

Kabar Amerika Mundur dari Perundingan

Di tengah proses perdamaian Rusia - Ukraina, Uni Eropa tengah mempersiapkan "rencana B" untuk mempertahankan sanksi terhadap Rusia. Sanksi diberikan bila Amerika Serikat meninggalkan perundingan damai dan memilih berpihak kepada Rusia.

Washington diduga tengah mempertimbangkan apakah akan menarik diri dari proses penyelesaian Ukraina karena kompleksitas dalam negosiasi tersebut, kata Kallas kepada surat kabar Financial Times pada Rabu (30/4).

"Ada juga rencana B, tetapi kita harus bekerja untuk rencana A; karena jika tidak, Anda berkonsentrasi pada rencana B dan itu akan terjadi," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Kaja Kallas.

Dia mengatakan negosiasi sedang berlangsung dengan Washington dan mitra internasional lainnya untuk memastikan bahwa sanksi terhadap Rusia diberlakukan.

Kallas mengakui bahwa dalam konteks pemberian bantuan militer kepada Ukraina, Eropa akan mengalami kesulitan "untuk mengisi kekosongan jika Amerika meninggalkan negara itu."

Dia mengindikasikan bahwa rencana B memperhitungkan kemungkinan bahwa Hongaria akan memblokir perpanjangan rezim sanksi Uni Eropa terhadap Rusia pada bulan Juli mendatang.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan