ASEAN, Jepang Hingga Cina Sepakat Perkuat Sistem Keuangan Gegara Tarif Trump


Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Jepang, China dan Korea Selatan meningkatkan kerja sama untuk pengamanan jaring keuangan mereka. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak ekonomi global, menyusul pengumuman tarif impor yang lebih tinggi oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Para pemimpin keuangan dari kelompok yang disebut ASEAN Plus Three (ASEAN+3) sepakat pada pertemuan mereka di Milan, Italia, pada hari Minggu lalu, untuk mendirikan fasilitas baru di bawah pengaturan pertukaran mata uang mereka yang dikenal sebagai Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM).
"Kami yakin bahwa fasilitas CMIM baru ini akan meningkatkan ketahanan regional," ujar kelompok tersebut dalam pernyataan bersama seperti dikutip Reuters, Selasa (6/5).
CMIM yang dibuat setelah krisis keuangan Asia 1997-98, dirancang untuk mendukung stabilitas keuangan regional dengan memungkinkan para anggota memanfaatkan jalur pertukaran mata uang.
Fasilitas pembiayaan yang baru akan memungkinkan para anggota untuk mengakses pembiayaan darurat tanpa syarat jika terjadi krisis keuangan yang timbul akibat guncangan yang mendadak.
Selama pertemuan tersebut, para kepala keuangan juga sepakat untuk memperbarui Prakarsa CMIM. Anggota ASEAN terdiri dari Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, Singapura dan Vietnam.
Jumlah cadangan CMIM saat ini mencapai US$ 240 miliar dengan Jepang dan Tiongkok masing-masing menyumbang US$ 76,8 miliar, Korea Selatan US$ 38,4 miliar, dan 10 anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara menyumbang total US$ 48 miliar.