Donald Trump dan Sekjen PBB Minta India dan Pakistan Segera Akhiri Konflik

Hari Widowati
7 Mei 2025, 08:03
Donald Trump, Antonio Guterres, konflik India-Pakistan
Katadata / Wahyu Dwi Jayanto
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, meminta militer India dan Pakistan menahan diri di tengah eskalasi konflik antara kedua negara.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut eskalasi terbaru antara India dan Pakistan sebagai hal yang memalukan. Ia berharap ketegangan antara kedua negara bertetangga bersenjata nuklir itu berakhir dengan sangat cepat.

"Ini memalukan. Kami baru saja mendengarnya saat kami berjalan masuk ke pintu ruang Oval," kata Trump ketika ditanya media mengenai serangan militer India ke Pakistan, Selasa (6/5) waktu setempat.

Trump menyebut India dan Pakistan telah berseteru dalam waktu yang lama. "Saya hanya berharap ini berakhir dengan sangat cepat," kata Trump seperti dikutip Anadolu Agency.

Beberapa menit sebelum konferensi pers di Gedung Putih, militer India meluncurkan serangan bernama "Operasi Sindoor," menargetkan lokasi teroris di Pakistan dan Jammu Kashmir yang dikelola Pakistan. Serangan ini terjadi setelah ketegangan di antara kedua negara meningkat pasca serangan teroris yang menewaskan 26 turis India di resor wisata Pahalgam di Kashmir yang dikelola India pada 22 April lalu.

Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif mengatakan semua lokasi yang diserang oleh India adalah sipil dan bukan kamp militan.

"Militer Pakistan menembak jatuh tiga pesawat Rafale, satu Su-30 dan satu MiG-29 yang diterbangkan oleh India," kata juru bicara militer Pakistan kepada Reuters. Asif menyebut total ada lima pesawat India yang ditembak jatuh saat berada di wilayah udara India.

Sekjen PBB Minta India dan Pakistan Menahan Diri

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres meminta militer India dan Pakistan menahan diri.

"Dunia tidak mampu menanggung konfrontasi militer antara India dan Pakistan," kata Guterres dalam pesan yang dibacakan oleh juru bicaranya, Selasa (6/5).

Pada Senin (5/5), Guterres telah memperingatkan ketegangan antara kedua negara tetangga di Asia Selatan itu telah mencapai "titik tertinggi dalam beberapa tahun terakhir."

Dia menawarkan jasa baiknya kepada kedua pemerintah untuk membantu meredakan ketegangan dan mempromosikan diplomasi. Guterres menekankan bahwa solusi militer bukanlah solusi yang sesungguhnya.

Guterres mengutuk serangan teror tanggal 22 April di daerah Pahalgam, Jammu dan Kashmir, yang menyebabkan sedikitnya 26 warga sipil tewas dan banyak lainnya terluka.

"Menargetkan warga sipil tidak dapat diterima – dan mereka yang bertanggung jawab harus dibawa ke pengadilan melalui cara yang kredibel dan sesuai hukum," katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...