Rusia Lancarkan Serangan Udara ke Ukraina, Terbesar Sejak Perang Dimulai

Ameidyo Daud Nasution
30 Juni 2025, 11:22
Tim penyelamat bekerja di lokasi bangunan tempat tinggal yang hancur akibat serangan rudal Rusia di Ukraina berlanjut, di Kyiv, Ukraina, dalam gambar yang dirilis pada Jumat (29/4/2022).
ANTARA FOTO/REUTERS/Press service of the State Emergency Service of Ukraine/Handout /hp/sad.
Tim penyelamat bekerja di lokasi bangunan tempat tinggal yang hancur akibat serangan rudal Rusia di Ukraina berlanjut, di Kyiv, Ukraina, dalam gambar yang dirilis pada Jumat (29/4/2022).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

 Rusia telah menembakkan lebih dari 500 senjata udara ke Ukraina pada Minggu (29/6). Kyiv mengatakan serangan udara ini merupakan yang terbesar dalam perang selama tiga tahun itu.

Saksi mata mengatakan, ledakan terdengar di Kyiv, Lviv, Poltava, Mykolaiv, Dnipropetrovsk, Cherkasy, dan wilayah Ivano-Frankivsk. Serangan tersebut menewaskan belasan orang dan membuat 12 orang luka-luka.

Angkatan udara Ukraina mengatakan bahwa Rusia telah menembakkan 477 pesawat nirawak atau drone dan umpan serta 60 rudal dalam semalam. Sementara 475 di antaranya ditembak jatuh atau hilang.

“Moskow tidak akan berhenti selama masih memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan besar-besaran,” tulis Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di media sosial pada Minggu (29/6) dikutip dari The Guardian.

Serangan menargetkan beberapa wilayah yang jauh dari garis depan, termasuk di Ukraina bagian barat. Militer Rusia mengatakan serangan tersebut menghantam kompleks industri militer Ukraina serta kilang minyak.

Dalam sepekan terakhir, Rusia telah menyerang Ukraina dengan lebih dari 114 rudal, lebih dari 1.270 pesawat nirawak, dan hampir 1.100 bom luncur. Zelensky mengatakan perang harus diakhiri dan tekanan kepada Rusia diperlukan.

"Ukraina perlu memperkuat pertahanan udara," kata Zelenskyy.

Dukutip dari CNN, Panglima Militer Ukraina, Oleksandr Syrskyi mengatakan Rusia menempatkan 111.000 tentara di garis depan mereka di wilayah Donetsk. Angka ini meningkat dari 70 ribu orang pada Desember 2024 lalu.

Serangan juga terjadi saat Presiden Rusia Vladimir Putin mengindikasikan kesiapannya berunding dengan Ukraina. Pada Jumat (27/6), Putin mengatakan perundingan damai dengan Ukraina kemungkinan akan digelar di Istanbul meski waktu belum disepakati.

"Perundingan sedang diselenggarakan dan dilakukan, untuk menemukan jalan agar keduanya (Rusia dan Ukraina) lebih dekat,” kata Putin di Minsk, Belarus pada Jumat (27/6) dikutip dari Al Jazeera.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...