Trump Pecat Kepala Badan Intelijen AS Usai Laporan Serangan ke Iran Bocor

Muhamad Fajar Riyandanu
25 Agustus 2025, 07:14
Ilustrasi Trump ingin perusahaan AS bisa transfer data pengguna di Indonesia ke Amerika
ChatGPT, Katadata/Desy Setyowati
Ilustrasi Trump ingin perusahaan AS bisa transfer data pengguna di Indonesia ke Amerika
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memecat Kepala Badan Intelijen Pertahanan atau Defense Intelligence Agency (DIA) Letnan Jenderal Jeffrey Kruse. Pemberhentian Jeffrey Kruse berlangsung hanya beberapa minggu setelah Gedung Putih menyatakan keberatan atas kajian terkait dampak serangan militer AS terhadap Iran.

Melansir pemberitaan BBC, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengumumkan bahwa Jeffrey Kruse dari jabatannya bersamaan dengan dua komandan militer senior lainnya. Di sisi lain, Pentagon tidak memberikan penjelasan langsung terkait pemecatan tersebut.

Pada Juni lalu, Trump menentang keras laporan DIA yang bocor. Laporan itu menyimpulkan bahwa serangan AS ke Iran pada 22 Juni lalu hanya mampu menunda program nuklir negara itu selama beberapa bulan. Gedung Putih menyatakan penilaian badan intelijen itu keliru dan menegaskan bahwa fasilitas nuklir Iran telah hancur total.

Saat menjadi pembicara di KTT NATO di Den Haag, Belanda, pada 25 Juni lalu, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengatakan laporan DIA dibuat berdasarkan temuan intelijen yang lemah. Ia juga menyebut Federal Bureau of Investigation (FBI) sedang menyelidiki kebocoran itu.

DIA adalah bagian dari Pentagon yang berfokus pada intelijen militer untuk mendukung berbagai operasi. Lembaga ini menghimpun data intelijen teknis dalam skala besar, namun memiliki fungsi yang berbeda dari badan lain seperti Central Intelligence Agency (CIA).

Seorang sumber anonim mengatakan kepada Reuters pada Jumat (22/8) bahwa Hegseth juga memerintahkan pencopotan Kepala Cadangan Angkatan Laut AS serta Komandan Pasukan Operasi Khusus Angkatan Laut.

Dalam pernyataannya, Senator AS Mark Warner menilai pemecatan Kruse menunjukkan kebiasaan berbahaya Trump yang memperlakukan intelijen sebagai ujian loyalitas, alih-alih sebagai instrumen untuk melindungi negara.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...