Gencatan Senjata Israel–Hamas: Apa yang Disepakati dan Apa yang akan Terjadi?
Israel dan Hamas sepakat untuk menghentikan perang dua tahun yang menghancurkan dan membebaskan para sandera yang tersisa dengan imbalan tahanan Palestina. Kesepakatan ini disambut para warganya dengan sukacita dan kelegaan, tetapi juga kehati-hatian.
Ketidakpastian masih ada mengenai aspek-aspek rencana gencatan senjata yang lebih luas yang diajukan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Seperti apakah dan bagaimana Hamas akan melucuti senjata dan siapa yang akan memerintah Gaza. Namun, kedua belah pihak tampaknya lebih dekat daripada beberapa bulan terakhir untuk mengakhiri perang.
Perang di Gaza telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina, menghancurkan sebagian besar Gaza, menyebabkan kelaparan di beberapa bagian wilayah tersebut, dan meninggalkan puluhan sandera, baik yang hidup maupun yang mati di Gaza.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 67.000 warga Palestina tewas di Gaza dan hampir 170.000 terluka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan. Sekitar setengah dari kematian adalah perempuan dan anak-anak.
Sedangkan di sisi Israel, 1.200 orang tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas, dan 251 orang disandera.
Meskipun kesepakatan diperkirakan akan dirampungkan hari itu, serangan Israel terus berlanjut, dengan ledakan-ledakan terlihat pada hari Kamis di Gaza utara. Setidaknya 11 warga Palestina tewas dan 49 lainnya luka-luka telah tiba di rumah sakit dalam 24 jam terakhir.
Seorang pejabat militer Israel yang berbicara dengan syarat anonim sesuai dengan pedoman militer mengatakan Israel terus menyerang target-target yang mengancam pasukannya saat mereka melakukan reposisi. Di kota Khan Younis di Gaza selatan, perayaan relatif tenang sekaligus diwarnai duka.
“Saya bahagia sekaligus sedih. Kami telah kehilangan banyak orang dan orang-orang terkasih, teman, dan keluarga. Kami kehilangan rumah kami,” kata Mohammad Al-Farra.
Meskipun bahagia dengan gencatan senjata, ia mengaku tetap khawator dengan apa yang akan terjadi. "Daerah-daerah yang akan kami tuju, atau yang akan kami tuju, tidak layak huni.”
Di Tel Aviv, keluarga para sandera yang tersisa menuangkan sampanye dan menangis bahagia setelah Trump mengumumkan kesepakatan pada Rabu malam (8/10).
Menurut sejumlah sumber The Associated Press, kesepakatan ini mencakup pembebasan sandera yang masih hidupoleh Hamas dalam beberapa hari dan penarikan militer Israel dari sebagian besar wilayah Gaza. Para sumber berbicara dengan syarat anonim untuk membahas detail kesepakatan yang belum sepenuhnya dipublikasikan.
Sekitar 20 dari 48 sandera yang masih ditawan diyakini masih hidup. Dalam video pendek yang diunggah oleh Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, Trump terlihat berbicara melalui telepon dengan sekelompok keluarga sandera yang gembira.
“Mereka semua akan kembali pada Senin,” kata Trump, yang diperkirakan akan berada di wilayah tersebut dalam beberapa hari mendatang.
Debat tentang Tahanan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berencana untuk mengadakan pertemuan Kabinet Keamanan yang lebih kecil dan kemudian Kabinet penuh untuk menyetujui kesepakatan tersebut.
Menteri Keuangan Israel sayap kanan Bezalel Smotrich, yang menentang kesepakatan gencatan senjata sebelumnya, memperingatkan pertukaran tersebut dapat memperkuat Hamas. Ia menyerukan Israel untuk terus berupaya membasmi Hamas dan memastikan Gaza didemiliterisasi setelah para sandera dibebaskan.
Sementara itu, Hamas mendesak Trump dan para mediator untuk memastikan Israel sepenuhnya melaksanakan penarikan pasukan, masuknya bantuan ke Gaza, dan pertukaran tahanan. Para pejabat Hamas mengatakan hampir 2.000 tahanan Palestina akan dibebaskan, termasuk 250 orang yang menjalani hukuman panjang.
Banyak spekulasi yang berfokus pada apakah Marwan Barghouti — seorang pemimpin senior Fatah di Tepi Barat yang diduduki Israel selama intifada, atau pemberontakan Palestina, yang meletus pada tahun 2000 — akan termasuk di antara mereka. Namun, juru bicara pemerintah Israel, Shosh Bedrosian, mengatakan pada hari Kamis bahwa Marwan Barghouti tidak akan menjadi bagian dari pembebasan ini.
Hari-hari mendatang bisa menjadi masa sulit secara politik bagi Netanyahu, yang telah dibayangi oleh persidangan korupsi yang sedang berlangsung saat ia memimpin perang Gaza.
Kekuasaannya sebagian besar bergantung pada dukungan dari mitra koalisi garis keras sayap kanan yang mendesaknya untuk melanjutkan operasi melawan Hamas hingga kelompok itu dilenyapkan.
Namun, Trump pada hari Kamis menyatakan bahwa posisi politik Netanyahu telah diperkuat oleh gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan.
"Dia jauh lebih populer hari ini dibandingkan lima hari yang lalu. Saya dapat memberi tahu Anda sekarang, orang-orang seharusnya tidak mencalonkan diri melawannya. Lima hari yang lalu, mungkin bukan ide yang buruk," kata Trump.
Bagaimana kesepakatan ini akan berjalan?
Menurut dua pejabat Mesir yang mengetahui perundingan tersebut menyebut, kesepakatan yang diajukan kepada pemerintah Israel dan kemudian diharapkan akan ditandatangani di Mesir akan mencakup daftar tahanan yang akan dibebaskan dan peta untuk tahap pertama penarikan pasukan Israel ke posisi-posisi baru di Gaza.
Israel akan mempublikasikan daftar tahanan, dan para korban serangan mereka akan memiliki waktu 24 jam untuk mengajukan keberatan.
Menurut sumber, penarikan pasukan dapat dimulai paling cepat Kamis malam (9/10). Pembebasan sandera dan tahanan diperkirakan akan dimulai Senin (13/10).
Lima penyeberangan perbatasan akan dibuka kembali, termasuk penyeberangan Rafah antara Gaza dan Mesir, dengan mengizinkan 400 truk pada hari-hari awal dan meningkat menjadi 600 truk setelahnya.
Rencananya, Trump menyerukan Israel untuk mempertahankan kehadiran militer tanpa batas di Gaza, di sepanjang perbatasannya dengan Israel. Sebuah pasukan internasional, yang sebagian besar terdiri dari pasukan dari negara-negara Arab dan Muslim, akan bertanggung jawab atas keamanan di Gaza. AS akan memimpin upaya rekonstruksi besar-besaran yang didanai internasional.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Kamis bahwa Turki akan mengambil bagian dalam gugus tugas yang akan memantau implementasi perjanjian di lapangan. Turki, yang memiliki hubungan dekat dengan Hamas, membantu menengahi kesepakatan tersebut, bersama dengan AS, Mesir, dan Qatar.
Setelah menarik diri dari wilayah Gaza yang disepakati, militer Israel masih akan menguasai 53% wilayah kantong tersebut.
Rencana tersebut juga membayangkan peran Otoritas Palestina di masa depan, sesuatu yang telah lama ditentang Netanyahu. Namun, rencana tersebut mengharuskan otoritas tersebut, yang mengelola sebagian wilayah Tepi Barat, untuk menjalani program reformasi menyeluruh yang dapat memakan waktu bertahun-tahun.
Rencana Trump bahkan lebih samar tentang negara Palestina di masa depan, yang dengan tegas ditolak Netanyahu.
Setelah kesepakatan disepakati, Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sissi bertemu pada hari Kamis dengan utusan Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, dan menantunya, Jared Kushner, di Kairo.
Dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan tersebut, Sissi mengatakan sangat ingin merayakan penandatanganan perjanjian tersebut dan menegaskan kembali undangannya kepada Trump untuk mengunjungi Mesir guna menyaksikannya.
Ini akan menjadi gencatan senjata ketiga sejak dimulainya perang. Dua gencatan senjata sebelumnya juga melibatkan pertukaran sandera dan tahanan. Israel mengakhiri gencatan senjata terakhir, yang dimulai pada Januari, dengan pemboman mendadak pada Maret.
