Trump Kobarkan Lagi Perang Dagang, Siap Hantam Cina dengan Tarif Tambahan 130%

Agustiyanti
11 Oktober 2025, 10:24
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping, perang dagang, cina, trump
Reuters
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan rencana pengenaan tarif tambahan 100% untuk barang-barang dari Cina, di atas tarif 30% yang sudah berlaku mulai 1 November atau lebih cepat. Ancaman ini merupakan eskalasi besar-besaran setelah berbulan-bulan gencatan senjata perdagangan antara kedua negara.

"Amerika Serikat akan mengenakan Tarif 100% terhadap Tiongkok, di atas Tarif apa pun yang saat ini mereka bayarkan," kata Trump dalam sebuah unggahan di Truth Social, Jumat (10/10) sore, seperti dikutip dari CNN.

Trump juga menyebut AS akan memberlakukan Kontrol Ekspor pada semua perangkat lunak penting.

Pengumuman Trump ini terkait dengan peningkatan kontrol ekspor Beijing terhadap logam tanah jarang yang penting, yang dibutuhkan untuk memproduksi banyak barang elektronik. Hal ini tampaknya membuat  Trump membatalkan pertemuan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping yang dijadwalkan akhir bulan ini di Korea Selatan.

Pesan awal Trump pada Jumat (10/10) yang mengancam akan mengenakan tarif baru yang "besar-besaran", disambut buruk oleh investor yang meresa déjà vu dengan situasi saat musim semi. Ketika itu, tarif atas barang-barang Tiongkok melonjak hingga 145%.

Pasar ditutup melemah tajam pada hari Jumat setelah komentar awal Trump, dengan Dow Jones turun 878 poin, atau 1,9%. Indeks S&P 500 turun 2,7%, dan Nasdaq yang didominasi saham teknologi anjlok 3,5%.

Meskipun Trump tidak selalu menindaklanjuti ancamannya, investor, konsumen, dan pelaku bisnis masih memiliki alasan untuk khawatir.

Dua ekonomi terbesar saling bergantung

Amerika Serikat dan Cina adalah dua ekonomi terbesar di dunia. Meskipun Meksiko baru-baru ini menggantikan Cina sebagai sumber utama barang asing yang dikirim ke Amerika Serikat, Amerika bergantung pada Cina untuk barang-barang senilai ratusan miliar dolar. Sementara itu, Cina merupakan salah satu pasar ekspor utama bagi Amerika.

Barang elektronik, pakaian jadi, dan furnitur termasuk di antara barang-barang utama yang diterima Amerika Serikat dari Cina. Trump sempat mendorong para CEO, terutama di bidang teknologi, untuk memindahkan produksi ke Amerika Serikat. Namun,  ia telah melunakkan pendekatannya dalam beberapa bulan terakhir karena para pemimpin bisnis telah memuaskan Trump dengan pengumuman investasi ratusan miliar dolar di sektor manufaktur  AS meski mereka terus memproduksi sebagian besar produk mereka di luar negeri.

Adapun tak lama setelah mengenakan tarif minimum 145% untuk barang-barang Tiongkok beberapa waktu lalu., Trump mengeluarkan pengecualian untuk barang elektronik, yang menjadikannya dikenakan tarif 20%. Langkah ini, dalam banyak hal, merupakan pengakuan bahwa pemerintahan Trump memahami penderitaan yang ditimbulkannya pada ekonomi AS melalui tarifnya yang sangat tinggi.

Kemudian pada Mei, para pejabat AS dan Cina semakin memperkuat saling ketergantungan perdagangan dengan menyepakati untuk menurunkan tarif satu sama lain. Tiongkok menurunkan tarif ekspor Amerika dari 125% menjadi 10%, dan Amerika Serikat menurunkan tarif dari 145% menjadi 30%.

Cuma Masalah Waktu


Trump pada Jumat (10/10) mengklaim permusuhan perdagangan dari Cina muncul tiba-tiba. Namun kenyataannya, hal itu telah menggelegak selama berbulan-bulan.

Bagi Amerika Serikat, bagian penting dari perjanjian perdagangan adalah memastikan Cina akan meningkatkan pasokan magnet tanah jarangnya. Namun, terlepas dari beberapa terobosan yang tampak, Trump dalam beberapa bulan terakhir berulang kali menuduh Cina melanggar ketentuan tersebut.

Trump pertama-tama merespons dengan memberlakukan pembatasan penjualan teknologi Amerika ke Tiongkok, termasuk chip AI Nvidia yang penting. Banyak dari pembatasan ini kemudian dicabut.

Kemudian, pemerintahan Trump mengumumkan bahwa mereka akan segera mengenakan biaya pada barang yang diangkut dengan kapal milik atau dioperasikan Cina. Cina membalas dengan rencana serupa pada kapal-kapal Amerika yang mulai berlaku pada Jumat (10/10).

Singkatnya, Trump telah menunjukkan bahwa tidak ada batasan seberapa tinggi ia akan mengenakan tarif terhadap Tiongkok. Di siis lain, Xi tidak menunjukkan belas kasihan dalam cara memilih untuk membalas.

Namun, kemampuan Trump untuk terus mengenakan tarif sesuka hati bisa segera berakhir, menunggu putusan dalam kasus penting yang akan dimulai di Mahkamah Agung bulan depan. Namun, Xi tidak menghadapi kendala seperti itu.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...