Trump Ancam Tarik Dukungan Amerika Serikat jika Israel Caplok Tepi Barat

Ameidyo Daud Nasution
24 Oktober 2025, 09:40
trump, israel, tepi barat
REUTERS/Carlo Allegri
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bersumpah AS akan mengambil alih Jalur Gaza yang hancur akibat perang setelah warga Palestina dimukimkan di tempat lain, pada Selasa (4/2).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan menarik dukungan AS kepada Israel jika mencaplok wilayah Tepi Barat. Trump juga telah berjanji kepada negara-negara Arab bahwa Israel tak akan mencaplok wilayah Palestina.

"Itu tidak akan terjadi (Israel caplok Tepi Barat). Israel akan kehilangan semua dukungan Amerika Serikat jika itu terjadi," kata Trump dalam sebuah wawancara dengan Time yang dipublikasikan pada Kamis (23/10).

Trump juga mengatakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu harus menghentikan serangan kepada Gaza dan Palestina. Dia mengatakan, jika Netanyahu tak bergeming, maka Israel akan terkena dampaknya.

"Anda bisa melihat apa yang terjadi. Israel menjadi sangat tidak populer," katanya.

Dia juga mengatakan, hal yang penting bagi Israel adalah memastikan semua sandera Hamas bisa dibebaskan. Menurut Trump, masyarakat Israel lebih membutuhkan itu ketimbang hal lain.

"Rakyat Israel lebih menginginkan para sandera daripada hal lainnya. Dan kami berhasil mendapatkan para sandera," kata Trump.

Dalam wawancara tersebut, Trump memberikan sinyal bahwa dirinya akan mengunjungi Gaza. Ia juga menjamin bahwa Hamas tak akan menentang perjanjian damai yang disepakati.

"Mereka (Hamas) bisa menentangnya. Tidak apa-apa, tidak akan ada yang keberatan jika kami datang dan menegur mereka," katanya.

 Sebelumnya, sejumlah anggota parlemen Israel mengajukan Rancangan Undang-Undang untuk menerapkan hukum Israel di Tepi Barat. Hal ini setara dengan aneksasi wilayah Palestina.

Wakil Presiden AS J.D. Vance mengatakan RUU tersebut penghinaan kepada dirinya. Vance juga mengatakan tak akan ada aneksasi wilayah Tepi Barat oleh Israel.

"Jika itu adalah aksi politik, itu adalah aksi yang sangat bodoh, dan saya pribadi merasa sedikit terhina karenanya," kata Vance dikutip dari The Guardian pada Kamis (23/10).

Sedangkan Netanyahu telah memerintahkan koalisinya di parlemen agar tak mengesahkan RUU tersebut. Kantor PM Israel menyatakan pemungutan suara tersebut merupakan provokasi politik.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...