Ahmed al Ahmed Rebut Senjata Pelaku Penembakan Massal Komunitas Yahudi Australia

Desy Setyowati
15 Desember 2025, 09:29
Ahmed al Ahmed rebut senjata pelaku penembakan massal di Pantai Bondi, Australia pada Minggu (14/12),
TikTok @missingmystery
Ahmed al Ahmed rebut senjata pelaku penembakan massal di Pantai Bondi, Australia pada Minggu (14/12)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Viral video yang menunjukkan warga sipil bernama Ahmed al Ahmed terekam merebut senjata dari salah satu pelaku penembakan massal terhadap komunitas Yahudi, di Pantai Bondi, Sydney, Australia.

Video yang sudah diverifikasi oleh BBC dan The Sydney Morning Herald itu menunjukkan, Ahmed yang mengenakan kemeja putih atau biru muda dan celana hitam, bersembunyi di balik mobil yang terparkir.

Pria berusia 43 tahun itu kemudian bergerak dari belakang pelaku penembakan massal. Begitu cukup dekat, Ahmed menerkam, melingkarkan lengannya di sekitar pria bersenjata itu, dan bergulat dengannya sampai dia berhasil merebut senapan dari tangan pelaku.

Pria bersenjata itu kemudian jatuh terlentang ke tanah saat Ahmed mengambil senapan. Ahmed kemudian mengarahkan senapan ke arah pelaku, dan penyerang mulai mundur kembali ke jembatan.

Ahmed menyandarkan senapan ke pohon dan mundur, dengan mengangkat satu tangan ke udara, seolah-olah menunjukkan kepada polisi bahwa dia bukan salah satu penembak.

Saat rekaman berlanjut, seorang warga sipil lainnya terlihat mengejar pelaku penembakan, melemparkan sesuatu ke arahnya saat ia berjalan menuju jembatan.

Rekaman lain dari lokasi kejadian menunjukkan pelaku penembakan kemudian bergabung kembali dengan penyerang lainnya di jembatan, dan kembali melakukan penembakan.

Ahmed berasal dari Sutherland Shire, Sydney. Ia memiliki toko buah, dan merupakan ayah dari dua anak.

Ia tidak memiliki pengalaman menggunakan senjata api dan sedang mengunjungi Pantai Bondi ketika melihat penembakan itu terjadi.

Ahmed kini masih dirawat di rumah sakit menjalani operasi karena mengalami luka tembak di lengan dan tangan.

"Dia adalah seorang pahlawan, 100% dia adalah seorang pahlawan. Dia terkena dua tembakan, satu di lengannya dan satu di tangannya,” kata sepupu Ahmed, Mustafa, mengatakan kepada 7News Australia, dikutip dari BBC, Senin (15/12).

Kepada dan The Sydney Morning Herald, Mustafa mengatakan Ahmed tidak dalam kondisi baik pada Minggu (14/12) malam. “Saya baru saja mendapat telepon dari dokter, dan saya akan menemuinya. Saya tidak bisa memberi Anda kabar terbaru sampai saya bertemu dengannya,” kata dia, pada Senin (15/12) pagi.

Mustafa berharap warga Australia mendoakan agar Ahmed segera bisa kembali ke keluarga. “Dia memiliki dua anak perempuan, berusia lima dan enam tahun,” katanya.

16 Orang Tewas dalam Penembakan Massal di Pantai Bondi, Australia

Saat kejadian, ratusan orang berkumpul di Pantai Bondi, Australia, untuk merayakan hari pertama Hanukkah. Hanukkah adalah Festival Cahaya Yahudi selama delapan hari, yang memperingati kemenangan Kaum Makabe atas bangsa Seleukia, dan pentahbisan kembali Bait Suci di Yerusalem sekitar tahun 164 SM.

“Penembakan itu merupakan tindakan kejahatan murni, tindakan antisemitisme, tindakan terorisme,” kata Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dikutip dari The Guardian, Senin (15/12).

Ia mengatakan insiden itu merupakan penembakan massal terburuk di Australia dalam 29 tahun terakhir.

“Hari ini, seluruh warga Australia merangkul mereka (para korban). Dan mengatakan kami berdiri bersama kalian. Kami akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk memberantas anti-Semitisme. Itu adalah momok dan kita akan memberantasnya bersama-sama,” kata Albaneser.

Sebanyak 16 orang meninggal dunia, termasuk satu anak, per Senin (15/12), dikutip dari The Guardian. Sedangkan CNN dan BBC melaporkan jumlah korban tewas atas penembakan itu 15 orang. Korban merupakan anggota komunitas Yahudi.

Sebanyak 40 orang lainnya masih dirawat di rumah sakit. Para korban berusia antara 10 dan 87 tahun. Seorang tersangka pelaku penembakan juga tewas.

Kepolisian mengidentifikasi terduga pelaku penembakan massal di Pantai Bondi, Australia yakni Sajid Akram, 50 tahun, dan putranya, Naveed Akram, 24 tahun.

Pria yang lebih tua ditembak oleh polisi dan meninggal di tempat kejadian pada Minggu (14/12). Sementara pemuda berusia 24 tahun itu mengalami luka kritis dan dibawa ke rumah sakit dengan pengawalan polisi.

Komisaris polisi New South Wales Mal Laynon mengkonfirmasi bahwa polisi tidak mencari penembak ketiga. “Pria berusia 50 tahun itu adalah pemegang izin senjata api,” kata dia kepada wartawan.

“Dia memiliki enam senjata api yang terdaftar atas namanya. Kami yakin bahwa kami telah menyita enam senjata api dari lokasi kejadian kemarin, dan juga sebagai hasil dari penggeledahan di alamat Campsie,” ia menambahkan.

Polisi menyatakan penembakan itu sebagai insiden terorisme pada Minggu (14/12) malam. Laynon mengatakan polisi menemukan dua alat peledak ‘sederhana’ di lokasi kejadian penembakan massal di Australia.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...