Peran Penting Produk Susu UHT untuk Kesehatan dan Perekonomian
Susu merupakan salah satu asupan yang diperlukan oleh tubuh. Kandungan susu meliputi kalsium dan protein yang bermanfaat dalam pembentukan tulang dan memperbaiki jaringan tubuh.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2020, produksi susu segar di Indonesia mencapai 947.685,36 ton. Provinsi Jawa Timur merupakan produsen susu segar terbesar dengan hasil produksi mencapai 534.151,52 ton atau sekitar 56,7% dari total produksi susu nasional.
Susu segar merupakan bahan utama untuk membuat produk olahan susu yang banyak ditemukan di pasaran. Ada banyak jenis olahan susu, seperti keju, yogurt, es krim dan masih banyak lagi.
Salah satu produk olahan susu yang sering ditemui adalah susu UHT. Jenis susu ini paling banyak dijual karena memiliki masa simpan yang tinggi serta nutrisi yang cukup.
Apa yang dimaksud dengan susu UHT?
Susu UHT adalah susu yang dibuat adalah teknik pemanasan suhu tinggi oleh fasilitas produksi susu untuk memastikan keamanan pangan susu. Dalam proses UHT (Ultra-high temperature), susu dipanaskan pada suhu tinggi di atas 135 derajat celcius selama 2 hingga 5 detik untuk membunuh bakteri yang tidak diinginkan dan berbahaya.
Suhu tinggi tersebut dibutuhkan untuk membunuh endospora bakteri yang banyak ditemukan dalam susu mentah, namun tetap mempertahankan kandungan nutrisinya serta membantu memastikan bahwa susu tak hanya aman untuk dikonsumsi, tetapi juga stabil disimpan setelah dikemas.
Hal ini memungkinkan produk susu UHT untuk memiliki masa simpan dari 6 hingga 9 bulan selama kemasan masih tertutup dan belum dibuka. Proses UHT adalah sejenis proses pasteurisasi, meskipun dilakukan pada suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu pasteurisasi.
Susu UHT mengandung berbagai nutrisi meliputi:
- Kalori: 150 kkal
- Protein: 8 g
- Lemak: 8 g
- Karbohidrat: 12 g
- Kalsium
- Fosfor
- Potassium
- Riboflavin
- Zinc
- Vitamin A dan B12
- Magnesium
Perbedaan Susu UHT dan Pasteurisasi
Perbedaan utama dari susu UHT dan pasteurisasi adalah suhu yang digunakan dalam proses pengolahannya. Susu pasteurisasi adalah susu yang diolah dengan memanaskan susu pada suhu 72-75 derajat celcius selama 10-20 detik sementara pada proses UHT, suhu yang digunakan mencapai 135 derajat celcius selama 2-5 detik saja.
Masa simpan susu pasteurisasi juga lebih singkat dari susu UHT. Susu pasteurisasi hanya dapat bertahan dalam suhu dingin selama 10-21 hari sementara susu UHT mampu bertahan pada suhu ruang selama 30-90 hari.
Saat pertama kali dibuka, susu pasteurisasi harus segera dikonsumsi karena proses pengolahannya yang tidak menggunakan suhu tinggi mengakibatkan bakteri masih dapat bertahan sehingga dapat terjadi kontaminasi.
Sedangkan susu UHT yang diolah dengan suhu sangat tinggi menjadikan susu tersebut hampir steril dan dapat bertahan selama 7-10 hari pada suhu 34-38 derajat celcius setelah dibuka.
Kedua jenis susu tersebut banyak ditemui pada rak-rak supermarket atau minimarket. Namun, di Indonesia, susu UHT lebih dominan diproduksi karena faktor iklim, distribusi sumber susu, dan kebiasaan konsumsi. Susu UHT dipilih karena proses pengolahannya lebih mudah untuk menjamin keamanan dan nutrisinya.
Sementara untuk negara-negara di Eropa seperti Prancis dan Spanyol, susu pasteurisasi menjadi produk susu unggulan karena iklim yang dingin serta teknologi pasteurisasi yang lebih lengkap.
Saat ini, banyak jenis susu olahan yang diproduksi dengan beragam harga dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat.
Manfaat Konsumsi Susu
1. Menjaga kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis
Susu merupakan salah satu sumber kalsium, Vitamin D, magnesium, dan protein terbaik yang penting untuk kesehatan tulang. Seiring bertambahnya usia, tulang manusia akan semakin berkurang kepadatannya sehingga rentan terkena penyakit osteoporosis.
Mengonsumsi susu sangat penting untuk mendapatkan cukup kalsium sehingga bisa menurunkan risiko terkena osteoporosis. Minum susu dapat memperlambat pengeroposan tulang untuk menjaga tulang Anda lebih kuat dan mencegah patah tulang.
2. Nutrisi untuk kulit
Protein yang ditemukan dalam produk susu dapat membantu meningkatkan elastisitas kulit seiring bertambahnya usia. Susu juga mengandung retinol, yang dikenal sebagai antioksidan untuk memperlambat penuaan dan pemulihan kulit.
Vitamin D yang terkandung dalam susu juga merupakan vitamin anti-penuaan berkat efek anti-inflamasi dan perlindungannya dari sinar UV. Susu sering dikaitkan dengan penyebab jerawat. Namun, tinjauan studi tentang jerawat dan susu yang diterbitkan dalam Journal of American Academy of Dermatology menemukan bahwa gula dalam susu yang menjadi penyebab jerawat.
3. Baik untuk kesehatan jantung
Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2018 dalam American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa orang yang mengonsumsi susu memiliki kadar asam lemak pentadecanoic, heptadecanoic, dan trans-palmitoleic yang lebih tinggi dalam darah.
Asam lemak tersebut dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung. Mengonsumsi susu juga dapat menurunkan dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit stroke sebesar 42%. Singkatnya, penelitian menunjukkan bahwa susu dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke, serta membantu menurunkan tekanan darah.
Peran Produk Susu UHT dalam Perekonomian
Berdasarkan data Nielsen tahun 2019, pangsa pasar dalam produk susu UHT mencapai 40% dari total pasar susu dunia. Susu UHT memainkan peran yang sangat penting dalam rantai pasokan makanan global, terutama karena kualitasnya yang stabil ketika disimpan pada suhu ruang dalam jangka panjang.
Kualitas susu UHT yang stabil di rak ini memungkinkan produk untuk digunakan di lingkungan dan kondisi yang tidak akan pernah dapat ditangani oleh susu segar karena susu segar memerlukan penyimpanan dan penanganan dalam kondisi berpendingin.
Dari data 360 Research Reports, permintaan pasar global untuk produk susu UHT diproyeksikan mencapai US$ 219,59 miliar pada 2026. Produk susu UHT umumnya digunakan dalam operasi layanan makanan skala besar seperti katering, hotel, dan dapur produksi.
Susu UHT juga termasuk produk unggulan dalam penggunaannya di kapal pengiriman, bantuan bencana, fasilitas penyimpanan makanan darurat, serta dalam situasi dengan akses terbatas atau tanpa akses ke pendingin.