Tak Mudik, Silaturahmi Virtual Kembali Jadi Pilihan
Pemerintah mengizinkan masyarakat untuk mudik jelang perayaan Idul Fitri 1443 H. Dua tahun terakhir, mudik justru dilarang demi mengendalikan mobilitas masyarakat terkait risiko penularan Covid-19.
Meskipun demikian, tetap tak semua orang akan mudik. Meskipun demikian, bagi mereka yang harus menahan diri kembali untuk tidak mudik pada tahun ini, tetap dapat merasakan hangatnya silaturahmi secara virtual.
Dua tahun masa pandemi Covid-19 nyata mengakselerasi pergeseran cara berkomunikasi. Masyarakat yang sebelumnya mengutamakan silaturahmi secara fisik, mulai terbuka terhadap opsi silaturahmi jarak jauh yang dapat menjangkau lebih banyak orang.
Terlebih, berdasarkan data yang dihimpun Katadata dalam grafik di bawah ini, diketahui bahwa tak semua masyarakat akan memutuskan mudik keluar kota. Tetap ada yang memilih untuk di rumah saja.
Silaturahmi secara daring bukan berarti meninggalkan esensi saling kembali fitri pada hari lebaran. Kekerabatan tetap terjaga, hanya sarana interaksinya berubah.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan Fatwa Nomor 24 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah di Bulan Ramadhan dan Syawal 1442 H. Dalam fatwa tersebut, MUI menyimpulkan bahwa silaturahmi tak harus dilakukan dengan bertatap muka. MUI pun menganjurkan masyarakat untuk bersilaturahmi dengan memanfaatkan media virtual.
Traffic layanan telekomunikasi pun diperkirakan meningkat pada Lebaran tahun ini. Berdasarkan riset Telkomsel yang dipaparkan dalam konferensi pers Telkomsel Siaga RAFI 2022 pada Kamis (31/3/2022), Telkomsel memprediksi akan ada potensi lonjakan traffic komunikasi dan layanan digital yang tinggi.
Aktivitas layanan digital masyarakat diperkirakan meningkat selama Lebaran 2022. Peningkatan itu didominasi akses layanan media sosial yang diprediksi tumbuh 7,5 persen dibandingkan dengan hari-hari biasa. Layanan komunikasi instant messaging dan video conference bakal melonjak 21,3 persen, sementara layanan video streaming akan naik 15,3 persen.
Prediksi meningkatnya traffic layanan telekomunikasi di hari Lebaran berkaitan dengan psikologis masyarakat yang mulai terbiasa berinteraksi melalui layanan komunikasi virtual.
Kendati pemerintah berencana menerapkan masa transisi, dari kondisi pandemi menuju endemi pasca Lebaran nanti, namun berkomunikasi daring akan semakin sering dilakukan masyarakat saat perayaan hari-hari besar. Kemudahan ini akan menjadi konsekuensi logis dan siasat realistis jangka panjang di tengah berbagai keterbatasan.
Akrabnya masyarakat dengan pola komunikasi virtual menjadi salah satu kebiasaan yang lahir dari berbagai keterbatasan saat pandemi. Selain tidak mengeluarkan biaya lebih, silaturahmi secara online memiliki tujuan yang sama dengan silaturahmi tatap muka: merekatkan kekerabatan lewat interaksi sosial.