Mengintip Sinopsis Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

Destiara Anggita Putri
16 September 2022, 12:35
sinopsis novel Bumi Manusia
Katadata
Ilustrasi, film Bumi Manusia, yang terinspirasi dari novel yang berjudul sama, yakni "Bumi Manusia" karya Pramoedya Ananta Toer.

“Bumi Manusia” merupakan salah satu karya sastra terbesar yang ada di Indonesia. Ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer, novel ini pertama kali diterbitkan pada bulan Agustus 1980 oleh Hasta MItra dan sangat laris terjual kala itu. Bahkan selang sebulan setelah diterbitkan, novel ini kembali dicetak ulang hingga cetakan ke -4 dan semuanya selalu habis terjual.

Sayangnya, pada cetakan kelima-nya pada bulan Februari 1981, buku ini dilarang beredar oleh Kejaksaan Agung. Baruah pada bulan Februari 2001, novel ini kembali dicetak ulang walaupun resmi dicabut izin peredarannya. Kemudian, buku ini kembali diterbitkan oleh penerbit oleh Lentera Dipantara pada bulan September 2005.

“Bumi Manusia” merupakan novel pertama dari Tetralogi Pulau Buru yang memegang peranan sangat penting dalam kesusastraan Indonesia. Telah banyak prestasi yang telah diraih novel ini. Salah satu prestasi terbesarnya adalah menjadi satu-satunya novel Indonesia yang berhasil meraih kandidat peraih Nobel di bidang sastra. 

Saat ini, novel “Bumi Manusia’ telah dianggap menjadi bagian di satra dunia sehingga novel ini pun telah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Selain itu, novel “Bumi Manusia’  juga kerap dibicarakan di forum internasional seperti Volkskrant yang terbit di Belanda. 

Novel ni pun juga telah diadaptasi kedalam film layar lebar oleh Falcon Pictures pada tahun 2019.  Film  ini memperoleh sambutan positif dari masyarakatnya dan berhasil meraih dua belas kategori di Festival Film Indonesia 2019.

Melihat betapa fenomenalnya novel ini,  pastinya Anda ingin mengenal lebih dalam kisah yang ada di dalam novel ini. Berikut ini sinopsis novel Bumi Manusia.

Sinopsis Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa, Belanda, dan elit pribumi.

Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.

Tulisan-tulisan nya ini pun membuatnya menjadi terkenal di kalangan masyarakat Jawa. Selain itu, berkat tulisan-tulisannya, Asisten Residen bahkan sampai mengundangnya untuk menjadi tamu kehormatan dan telah menganggap Minke  sebagai sahabat keluarga.

Waktu berlalu, MInke yang selama ini tinggal di lingkungan yang penuh privilese perlahan menyadari bahwa ia  sebenarnya berada di dalam masyarakat rasialis. Ia juga menemukan bahwa masyarakat Indonesia,  termasuk keluarganya sendiri, saat itu dihadapkan pada praktik feodalisme.

Ia semakin mengerti tentang sistem rasialis tersebut setelah berinteraksi dengan masyarakat kolonial. Selain itu , berkat persahabatannya dengan Jean Marais, bekas prajurit KNIL ia juga turut  mengenali sistem kolonial dari segi lain  yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya. 

Dalam novel ini, diceritakan pula bahwa MInke menjalin cinta dengan Annelies, putri Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh dan menikahinya. Sayangnya,  tidak lama setelah kematian ayah Annelies, pengadilan Amsterdam memutuskan untuk menyita seluruh harta kekayaan ayahnya yang ada di Indonesia.

Tidak hanya itu saja, .Pengadilan Belanda jika tidak mengakui perkawinan Mnke dengan Annelies secara hukum karena usia Annelies yang masih dibawah umur. Hal ini pun membuat MInke dan Nyai Ontosoroh harus berjuang melawan hukum kolonial tersebut.

Kutipan Penuh Pesan Moral dari Novel Bumi Manusia

Novel “Bumi Manusia” adalah novel yang telah berhasil  membawa nama sastra Indonesia hingga ke kancah internasional. Kisahnya yang penuh dengan pesan moral adalah salah satu alasan dai kepopuleran novel ini. 

Pesan moral tertuang dengan jelas dalam setiap kutipan yang ada di dalam novel. Berikut beberapa kutipan diantaranya. 

“Seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan.”

“Jangan sebut aku perempuan sejati jika hidup hanya berkalang lelaki. Tapi bukan berarti aku tidak butuh lelaki untuk aku cintai.”

“Kalau kemanusiaan tersinggung, semua orang yang berperasaan dan berpikiran waras ikut tersinggung, kecuali orang gila dan orang yang berjiwa kriminal, biarpun dia sarjana.

“Cerita tentang kesenangan selalu tidak menarik. Itu bukan cerita tentang manusia dan kehidupannya , tapi tentang surga, dan jelas tidak terjadi di atas bumi kita ini.”

“Jangan anggap remeh si manusia, yang kelihatannya begitu sederhana; biar penglihatanmu setajam elang, pikiranmu setajam pisau cukur, perasaanmu lebih peka dari para dewa, pendengaran dapat menangkap musik dan ratap-tangis kehidupan; pengetahuanmu tentang manusia takkan bakal bisa kemput.”

“Jangan hanya ya-ya-ya. Tuan terpelajar, bukan yes-man. Kalau tidak sependapat, katakan. Belum tentu kebenaran ada pada pihakku.”

“Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri, bersuka karena usahanya sendiri dan maju karena pengalamannya sendiri.”

Editor: Agung

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...