Memahami Sindrom Tangan Alien, Kelainan Langka pada Sistem Saraf
Sindrom tangan alien atau alien hand syndrom (AHS) bukanlah penyakit sembarangan. Sindrom lanhka ini merupakan gangguan saraf langka yang mana satu fungsi tangan bergerak tanpa sadar. Sindrom ini berbeda dengan penyakit Gerakan Bercermin ini dalam dunia medis dikenal dengan nama Mirror Movement disorder (MM).
Penderita sindrom tangan alien biasanya tanpa sadar menggerakkan tangannya sendiri, seperti menyentuh muka, meraba-raba benda di sekitarnya atau bahkan merobek-robek pakaian sendiri.
Dilansir dari laman hallosehat.com, sindrom tangan alien (alien hand syndrome/AHS) adalah gangguan saraf langka. Penderita sindrom ini seolah-olah memiliki sistem saraf pusat dan tangan secara terpisah. Meski bergerak sendiri, alien hand syndrome berbeda dengan tremor atau tangan bergetar.
Pada penderita AHS, gerakan tangan biasanya memiliki tujuan. Artinya, tangan ini seringkali bergerak untuk melakukan suatu kegiatan tertentu, meski tak mendapat perintah dari otak. Tak hanya tangan, kondisi ini juga bisa terjadi pada kaki.
Bahkan, tangan yang bergerak sendiri terkadang disertai dengan kondisi saraf lainnya, seperti agnosia (tidak mampu mengenali objek atau orang), apraksia (tidak mampu menggerakkan tubuh), afasia, tactile dysnomia (tidak mampu belajar dan sulit mengingat), kelemahan otot, kehilangan sensorik, atau penurunan spontanitas motorik.
Alien hand syndrome bisa terjadi pada siapa saja dan usia berapa saja, termasuk anak-anak. Meski demikian, kondisi ini lebih sering terjadi pada orang dewasa.
Gejala Sindrom Tangan Alien
Melansir Healthline, gejala yang paling menonjol dari sindrom tangan alien adalah ketidakmampuan untuk mengontrol tangan karena tangan bertindak secara independen. Tangan yang terpengaruh dapat bergerak tanpa sadar dan melakukan tugas dan tindakan yang diarahkan pada suatu tujuan.
Tangan dapat menyentuh wajah, mengancingkan baju, atau mengambil benda, terkadang berulang kali atau secara kompulsif. Tangan alien juga dapat melayang dengan sendirinya.
Tangan juga dapat melakukan tindakan menentang diri sendiri seperti menutup laci yang tangan lain baru saja buka atau membuka kancing baju yang baru saja kamu kancing. Sindrom tangan alien sangat tidak kooperatif dan melakukan tindakan yang salah atau gagal mengikuti perintah.
Kondisi ini bisa membuat pengidapnya merasa bahwa tangan atau anggota geraknya asing atau bukan milik mereka. Biasanya, gejala ini hilang-timbul.
Artinya, penderitanya mungkin merasakan tangan bergerak sendiri dalam beberapa menit atau jam, kemudian berhenti dengan sendirinya. Pada beberapa waktu kemudian, gejala ini bisa timbul kembali.
Setelah gejala menghilang, beberapa orang melaporkan bahwa tangan yang terkena AHS bisa mengalami mati rasa atau terasa sangat lemah. Bahkan, penderitanya bisa menyeret kaki ketika berjalan bila AHS sudah menyerang bagian kaki.
Penyebab Sindrom Tangan Alien
Sindrom tangan alien dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor tersebut, misalnya:
1. Penyakit Tertentu
Beberapa orang mengalami sindrom tangan alien setelah mengalami stroke, trauma, atau tumor. Alien hand syndrome juga dikaitkan dengan kanker, penyakit neurodegeneratif akibat pertambahan usia, atau aneurisma otak (pembengkakan pembuluh darah di otak yang dapat pecah).
2. Bedah pada Otak
Sindrom tangan alien juga dikaitkan dengan operasi di otak, termasuk operasi yang melibatkan sayatan di sepanjang korpus kalosum. Korpus kalosum menghubungkan otak kiri dan otak kanan termasuk alur komunikasi keduanya.
3. Lesi di Bagian Tertentu pada Otak
Lesi atau jaringan abnormal pada berbagai jaringan otak juga dikaitkan dengan sindrom tangan alien. Misalnya, pada otak penderita sindrom alien ditemukan aktivitas tertentu di bagian area motor primer kontralateral.
Aktivitas tersebut diyakini terjadi karena lesi atau kerusakan pada bagian otak yang disebut korteks parietal. Kerusakan tersebut disebutkan memicu gerakan yang spontan.
Langkah Pengobatan Sindrom Tangan Alien
Sayangnya belum ada obat untuk sindrom tangan alien. Pilihan terapi dan farmakologis untuk sindrom tangan alien kurang berkembang, tetapi hingga kini para ilmuwan sedang mengerjakan pengobatan untuk mengurangi gejala.
Orang yang memiliki sindrom tangan alien setelah penyakit otak atau stroke bisa pulih setelah beberapa waktu. Namun, pemulihan tidak terjadi pada mereka yang mengidap penyakit neurodegeneratif.
Gejalanya bisa diobati atau dikelola menggunakan terapi kontrol otot seperti toksin botulinum (botox) dan agen penghambat neuromuskular. Benzodiazepines telah berhasil dalam beberapa kasus, tetapi teknik perilaku tampaknya lebih bermanfaat.
Terapi mirror box, teknik terapi kognitif, dan terapi perilaku tugas belajar dapat membantu mengurangi gejala. Selain itu, teknik pelatihan visuospatial juga dapat membantu.