7 Cara Mengatasi Stress pada Remaja, Pandu untuk Orang Tua
Stres bisa dialami semua orang termasuk remaja. Penyebab stres pada remaja bisa terjadi karena masalah pelajaran sekolah, hubungan orang tua, hingga pertemanan. Jika dibiarkan terus-menerus, stres dapat memicu gangguan kesehatan.
Gejala stres pada remaja berdampak pada kesehatan. Hal ini bisa memicu gangguan makan, ketakutan berlebihan, dan menurunnya prestasi. Sebagai orang tua dan pendidik perlu mendeteksi stres pada remaja.
Mengutip dari Refoindonesia.com, ada lima tanda untuk mendeteksi stres pada remaja. Pertama yaitu menarik diri dari lingkungan pertemanan dan keluarga. Remaja lebih suka menyendiri dan menunjukkan kecemasan sosial.
Gejala lain yaitu mudah marah, mengalami serangan panik karena ketakutan luar biasa, dan gangguan makan. stres berkepanjangan bisa memicu penyakit seperti gangguan pencernaan, gangguan kepala, sakit kepala, sulit tidur, hingga kesehatan mental.
Cara Mengatasi Stress pada Remaja
Berdasarkan data dari American Psychological Association for the stres in America Survey (2017), stres remaja jumlahnya hampir sama dengan orang dewasa. Hasil survei menunjukkan remaja tidak bisa mengidentifikasi tingkat stres. Mereka cenderung meremehkan terhadap kesehatan mental dan fisik.
Penyebab stres pada remaja umumnya karena akademik, lingkungan sosial, keluarga, dan dunia luar. Internet bisa memicu stres untuk remaja. Misalnya aksi terorisme di sekolah, bencana alam, dan kabar buruk yang beredar.
Sebagai orang tua, membantu dan mendukung anak-anak yang beranjak remaja perlu dilakukan. Ada berbagai strategi untuk membantu mengendalikan stres pada anak. Berikut cara mengatasi stress pada remaja sebagai orang tua:
1. Membantu Sewajarnya
Sebagai orang tua wajar jika ingin membantu permasalahan anak. tetapi, anda bisa membiarkan anak untuk memecahkan masalah sendiri. Anda bisa memberikan nasihat atau dukungan untuk membantu remaja mendapatkan kepercayaan diri.
2. Mengajari Remaja Literasi Digital
Konten di media sosial dan internet dapat memperburuk tumbuh kembang remaja. Contohnya saja cyberbully dan konten negatif. Sebagai orang tua, berikan bantuan dan pengetahuan tentang literasi digita. Misalnya mengalihkan konten internet ke hal positif atau membatasi waktu layar.
3. Berikan Dukungan Positif
Beberapa anak menjauhi hal-hal yang membuat mereka takut. Misalnya ketakutan belajar matematika karena tidak paham materi. Anda bisa memberi dukungan positif untuk mengatasi rasa takut remaja yang membuat stres.
Contohnya mengubah pikiran negatif pada anak-anak dan remaja. Anda bisa berbicara dan memberi dorongan positif untuk mengatasi ketakutan tersebut. Berikan mereka dorongan untuk mengatasi rasa takut pada suatu hal. Cara ini membantu anak mengembangkan ketakutan dan stres berlebih.
4. Buat Jadwal Tidur
Tidur nyenyak membantu tubuh rileks. Anak-anak dan remaja membutuhkan jam tidur lebih lama dari orang dewasa. Sebagai orang tua, anda perlu memprioritaskan jadwal tidur. Contohnya aturan membatasi perangkat digital sebelum tidur. Langkah ini membantu remaja dan anak-anak mendapatkan waktu tidur sesuai untuk kegiatan esok hari.
5. Olahraga
Aktivitas fisik membantu meredakan stres pada remaja dan anak-anak. Menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, merekomendasikan 60 menit perhari untuk remaja. Anda bisa memberikan jadwal olahraga harian atau mengajak anak untuk mengikuti klub olahraga.
6. Luangkan Waktu
Ketika libur sekolah, anda bisa memberikan waktu pada remaja untuk bersantai. Berikan waktu menyenangkan untuk mereka setelah aktifitas di hari-hari sebelumnya. Anda bisa mengajak anak-anak untuk menekuni hobi atau liburan ketika libur sekolah.
7. Membuat Jurnal
Menurut penelitian, menulis jurnal membantu mengekspresikan diri dan mengurangi tekanan. Sebagai orang tua, cara mengatasi stress pada anak yaitu memberikan waktu untuk menulis jurnal. Anda bisa memberikan buku untuk ditulis anak anda.
Menulis jurnal membantu meredakan gejala kecemasan dan depresi. Mengutip dari Apa.org, menulis jurnal membantu remaja untuk bersyukur dan membangun kesadaran. Selain membuat jurnal, remaja bisa mengikuti pelatihan mindfulness. Program pelatihan mindfulness atau meditasi membantu mengobati pikiran dan tubuh. Meditasi melatih emosi dan fokus pada keadaan sekitar.