Memahami Ciri-ciri Hubungan Toxic yang Harus Diwaspadai

Tifani
Oleh Tifani
27 Oktober 2022, 15:15
ciri-ciri hubungan toxic
123rf
Ilustrasi, tindakan kekerasan yang kerap muncul dalam sebuah toxic relationship.

Toxic relationship atau hubungan beracun adalah istilah untuk menggambarkan suatu hubungan tidak sehat yang dapat berdampak buruk bagi keadaan fisik maupun kesehatan mental seseorang.

Hubungan ini tidak hanya bisa terjadi pada sepasang kekasih, tapi juga dalam lingkungan teman, friendzone, bahkan keluarga.

Dilansir dari laman alodokter.com, idealnya setiap individu yang menjalin hubungan akan saling menyayangi, mengasihi, dan memberikan rasa aman.

Sekilas tentang Toxic Relationship

Pada toxic relationship, salah satu pihak biasanya akan berupaya untuk mendominasi pihak lainnya, maupun memanipulasi pasangan (gaslighting) untuk mengontrolnya, maupun sekadar mempermainkan pasangannya (breadcrumbing).

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencapai hal ini adalah dengan melakukan silent treatment atau diam saat marah.

Namun, hubungan ini sering membuat salah satu pihak merasa tertekan. Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka sedang terjebak dalam toxic relationship.

Selain dapat menurunkan harga diri, kondisi ini bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan, stres, depresi.

Ditambah lagi, beban mental ini bukannya tidak mungkin menyebabkan gangguan kesehatan fisik, misalnya gangguan psikosomatik.

Ciri-ciri Hubungan Toxic

Ada beberapa tanda toxic relationship yang bisa ditemukan jika Anda berada di dalamnya. Tanda tersebut antara lain:

1. Selalu Dikontrol oleh Pasangan

Tanda yang paling terlihat jelas dari toxic relationship adalah salah satu pihak selalu mengontrol pihak lainnya. Sebagai contoh, pasangan akan memaksakan kehendaknya terhadap hidup yang dijalani pasangannya.

Jadi, apa pun yang dilakukan semuanya berdasarkan perintah atau persetujuan dari 'si toxic', walaupun mungkin keinginan orang tersebut tidak sejalan. Selain itu, orang yang toxic juga bisa memberikan silent treatment untuk mengontrol emosi pasangannya.

2. Sulit untuk Menjadi Diri Sendiri

Karena terlalu sering dikontrol, orang yang terjebak dalam toxic relationship tidak dapat menjadi diri sendiri. Ia akan selalu bersikap seperti apa yang pasangannya inginkan, bukan apa yang ia inginkan.

Bahkan, untuk sekadar berpendapat saja orang yang terjebak dalam hubungan ini sampai berpikir berkali-kali karena takut apa yang kamu ucapkan menjadi kesalahan di mata dia.

3. Berharap Ada Perubahan

Dalam kondisi hubungan yang tidak sehat, seseorang mungkin akan mencoba berubah, memperbaiki diri, dan berharap semuanya itu akan membuat pasangannya berubah menjadi lebih baik.

Jika perubahan sudah dilakukan namun pasangan tak juga membaik, bisa jadi Anda memang tengah berada dalam toxic relationship.

4. Tidak Mendapat Dukungan

Hubungan yang sehat adalah hubungan yang selalu memberi dukungan satu sama lain. Namun pada toxic relationship, setiap pencapaian yang diperoleh akan dianggap menjadi kompetisi.

Bahkan, jika orang yang terjebak dalam toxic relationship berhasil melakukan sesuatu yang membanggakan. Alih-alih mendapat dukungan dan apresiasi, ia malah mendapatkan perkataan kasar dan kritik tidak membangun yang malah menghambat kesuksesan.

5. Komunikasi Sangat Buruk

Dalam hubungan yang sehat, komunikasi akan berjalan lancar dan tidak menyakitkan. Kalaupun terdapat perselisihan, akan diselesaikan secara baik-baik.

Namun, dalam hubungan toxic, komunikasi bukan sekadar cekcok belaka. Orang yang terjebak dalam toxic relationship akan mudah dicaci, dihina dengan kata kasar, ditampar, membuang barang-barang, dipukul dan ditendang. Tangisan, saling menyalahkan, hal ini terjadi berulang-ulang.

6. Selalu Dicurigai dan Dikekang

Rasa cemburu dalam hubungan antar pasangan sebenarnya merupakan reaksi yang normal sebagai salah satu bentuk kepedulian.

Namun, hubungan akan menjadi toxic jika rasa cemburu ini berlebihan atau membuat pasangan melakukan hal yang ekstrem, misalnya menyita handphone atau melabrak orang yang dicemburui.

Hubungan juga dikatakan toxic saat pasangan sudah terlalu posesif. Selain itu, terkadang juga melarang untuk tidak lagi memakai jenis pakaian tertentu yang mungkin menarik perhatian orang lain.

7. Sering Dibohongi

Kejujuran merupakan salah satu pondasi untuk membentuk hubungan yang sehat. Namun, jika pasangan sering berbohong dan menutupi banyak hal, itu tandanya saat ini sedang berada dalam toxic relationship.

8. Menerima Kekerasan Fisik

Selain kekerasan verbal, suatu hubungan dikatakan toxic jika sudah ada kekerasan fisik di dalamnya. Pasangan yang tidak sehat secara emosional sering kali akan “main tangan” jika terjadi perselisihan dalam hubungan. Apa pun konfliknya, kekerasan fisik tidak bisa dibenarkan.

Cara Keluar dari Toxic Relationship

Memang benar bahwa tidak ada percintaan yang sempurna. Cekcok dan perdebatan adalah bumbu asmara yang hampir selalu ada dalam setiap hubungan. Akan tetapi, tidak semua orang mungkin menyadari mereka sedang terjebak dalam hubungan yang toxic.

Berikut adalah beberapa cara mengakhiri dan keluar dari toxic relationship yang bisa diterapkan:

1. Jujur

Sebelum mantap mengakhiri hubungan yang toxic, penting bagi orang yang terjebak dalam toxic relationship untuk membuat pasangannya tersadar atas perlakuannya.

Jalannya percakapan ini sering kali memanas dan penuh emosi. Jika pasangan termasuk temperamental dan suka “main fisik”, ada baiknya untuk menumpahkan uneg-uneg lewat sepucuk surat agar lebih aman.

2. Pahami Ini Bukan Salah Siapapun

Setelah mengungkapkan perasaan, luangkan waktu untuk merenung dan cobalah kembali pikirkan apakah hubungan itu layak untuk diperjuangkan atau tidak.

Pertimbangkan bagaimana tanggapan dirinya ketika tengah mengungkapkan perasaan. Apabila dia bersikap defensif dengan justru menyalahkan, membuat-buat alasan tidak masuk akal, atau mengabaikan uneg-uneg, ini adalah tanda toxic relationship.

Pahamilah bahwa sesungguhnya karakter minus pasangan bukanlah salah orang yang terjebak dalam toxic relationship maupun menjadi tanggung jawabnya untuk memperbaikinya.

Begitu pula dengan arah hubungan yang semakin karut-marut ini. Jadi apabila pasangan tidak menunjukkan kemauan untuk mengakui dan mengubah sifat-sifat buruknya, jangan ragu untuk cepat angkat kaki.

3. Minta Dukungan dari Keluarga dan Teman Terpercaya

Mengakhiri hubungan yang toxic kadang bisa terasa mustahil karena orang-orang sekitar orang yang terjebak didalamnya tidak mengetahui kebenarannya.

Sebab, orang yang toxic dan manipulatif dapat menampilkan diri sebagai pasangan idaman nan sempurna dengan perilakunya yang memesona.

Editor: Agung

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...