Pertamina Kebut Pembangunan Enam Kilang Demi Setop Impor BBM pada 2026
Pertamina berusaha mempercepat pembangunan enam proyek kilang nasional. Hal itu untuk menghentikan impor bahan bakar minyak atau BBM pada 2026.
Salah satu proyek yang dikebut pengembangannya yaitu kilang Cilacap. Proyek tersebut terus tertunda karena Pertamina belum menyepakati skema bisnis dengan Saudi Aramco.
Pertamina pun telah memperingati Aramco untuk mencapai kesepakatan pada bulan ini. Pasalnya, Pertamina menargetkan pengembangan proyek kilang Cilacap bisa mencapai 10% pada akhir tahun ini.
“Dalam rangka percepatan, Pertamina paralel melaksanakan sejumlah pekerjaan seperti pembangunan dermaga (jetty), site development, pembangunan workshop & warehouse, pembangunan kantor gedung laboratorium & HSSE, serta sarana pendukung lainnya,” ujar Fajriyah dalam siaran pers pada Selasa (7/4).
Pertamina juga telah menyelesaikan pengadaan peralatan utama yang membutuhkan waktu lama agar proyek kilang berjalan sesuai target. Saat ini peralatan tersebut dalam proses pembuatan.
(Baca: Bulan Ini, Pertamina Ancam Depak Aramco dari Proyek Kilang Cilacap)
Selain kilang Cilacap, Pertamina menargetkan pembangunan kilang Balongan mencapai 10% sepanjang 2020. Proses pengembangan kilang tersebut dibagi menjadi tiga fase.
Pengerjaan fase pertama berupa Dual FEED Competition (DFC) dengan dua konsorsium yakni Konsorsium RRE (Rekayasa Industri, Rekayasa Engineering, dan Enviromate Technology International) serta konsorsium JSW di antaranya JGC Indonesia, Synergy Engineering, dan Wijaya Karya. Proses itu ditargetkan selesai pada Mei 2020.
Untuk fase kedua berupa studi kelayakan serta memulai Revamp Studi Unit ARDHM. Sedangkan fase ketiga berupa studi kelayakan bersama mitra, serta penetapan lokasi dan pengadaan lahan.
Pertamina pun tengah memproses pengadaan lahan. Di sisi lain, Pertamina dan ADNOC menandatangani Nota Kesepahaman (MoU).
(Baca: Konsumsi BBM Turun, Pertamina akan Sesuaikan Operasional Kilang)
Sedangkan proses pembangunan kilang Balikpapan hingga triwulan 1 2020 mencapai 15,02 persen. Hingga akhir tahun ini, proyek itu ditargetkan mencapai 40 persen.
Khusus proyek kilang Plaju, Pertamina telah memasuki pengadaan Licensor Basic Engineering Design (BED) dan memulai pekerjaan BED. Sedangkan kilang Dumai dalam tahap tender revisit Bankable Feasibility Study (BFS).
Terakhir, proyek Tuban sudah selesai dengan proses pengadaan lahan dan sedang dalam proses pembayaran. Pertamina dan mitranya Rosneft telah menandatangani kontrak desain Kilang Tuban dengan kontraktor terpilih pada 28 Oktober 2019.
Saat ini telah dimulai pelaksanaan BED dan Front End Engineering Design (FEED). Progres Land
Clearing telah mencapai 90,08 persen serta progress restorasi mencapai 46,40 persen.
Adapun progress General Engineering Design (GED) telah mencapai 6,22 persen. “Dengan dukungan semua pihak, pembangunan kilang diharapkan berjalan lancar dan selesai sesuai waktu yang ditargetkan, sehingga kita bisa berdaulat secara energi,” ujar Fajriyah.
(Baca: Siaga Virus Corona, Pertamina Jamin Pasokan BBM dan Elpiji Cukup)