Target Kunjungan Turis Asing Tahun Ini Diturunkan Jadi 17 Juta
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Kemenparekraf menargetkan jumlah wisatawan mancanegara pada 2020 hanya mencapai 17 juta kunjungan, turun dari target tahun lalu sebanyak 18 juta kunjungan. Sementara kunjungan wisman sepanjang 2019 diperkirakan hanya mencapai 16,4 juta kunjungan.
"Target 17 juta kunjungan. Kami moderat dulu," ujar Asisten Deputi Investasi Pariwisata Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Hengky Manurung di Jakarta, Kamis (16/1).
Adapun guna meningkatkan kunjungan wisman tahun ini, pemerintah antara lain akan mendorong lebih banyak artis luar negeri yang menggelar konser di luar negeri.
Namun, menurut dia, pemerintah kini sebenarnya lebih mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas wisman. Pemerintah menargetkan lama waktu kunjungan wisman dapat mencapai lebih dari 10 hari. Dengan waktu kunjungan tersebut, dana yang dihabiskan wismand iperkirakan dapat mencapai US$ 1.500 hingga US$ 2.000.
Oleh karena itu, pemerintah akan mendorong peningkatan kunjungan wisman asal Amerika dan Eropa. Wisman asal dua benua tersebut kerap menghabiskan waktu tinggal yang lebih lama saat berwisata. Di luar Amerika dan Eropa, pemerintah juga akan menargetkan tambahan wisman asal ASEAN dan Asia Pasifik.
(Baca: BI: Jumlah Wisatawan Muslim di Dunia Capai 158 Juta Orang Tahun Depan)
Di sisi lain, potensi wisata dari para pebisnis asing yang berkunjung ke Indonesia juga akan dikembangkan. Hal ini lantaran para pelancong perjalanan bisnis tersebut berpotensi menghabiskan biaya lebih besar saat berkunjung ke Indonesia.
"Kami lagi melirik business traveller, selama ini hanya mengejar leisure traveller," kata dia.
Ia berharap para palancong yang melakukan perjalanan bisnis ke Indonesia dapat menambah durasi kunjungan di Indonesia untuk berwisata. Oleh karena itu, beberapa upaya yang dilakukan seperti dengan menawarkan paket perjalanan bisnis yang digabungkan wisata.
"Misal meeting di Medan, lalu leisure ke Aceh atau Padang. Paket seperti itu akan dikawinkan" ujar dia.
Para pebisnis ini ditargetkan akan berkontribusi sekitar 25% hingga 30% dari target total kunjungan wisman tahun ini.
Wakil Ketua Umum Promosi dan Pemasaran PHRI Budi Tirtawisata mengatakan, potensi industri Meeting, Incentive, Convention, Exhibition atau MICE lebih besar daripada wisata konvensional. Menurutnya, wisman yang berkunjung untuk bisnis dapat mengeluarkan biaya 3 kali lipat lebih besar daripada wisman yang berlibur.
"Sudah dibuktikan saat pertemuan IMF di Bali lalu. Wisatawan bisnis spending-nya sangat progresif," ujar dia.
Menurut dia, wisman yang berlibur tersebut dapat menghabiskan biaya rata-rata US$ 150 per hari dengan rata-rata tinggal selama 7 hari. Sementara itu, wisman MICE dapat menghabiskan biaya di Indonesia hingga US$ 2.000 per hari dengan rata-rata lama kunjungan 5 hari.
(Baca: Capai 68% dari Target, Kunjungan Turis Asing hingga September 12 Juta)
Selain itu, menurut dia, kunjungan business traveller tidak terpengaruh oleh musim liburan. Saat musim liburan, para wisman tersebut tetap berkunjung ke Tanah Air meskipun harga tiket pesawat dan hotel mahal.
Hingga saat ini, lanjut Budi, ada lima kota yang menjadi destinasi mayoritas para business traveller karena sudah memiliki fasilitas dan aksesibilitas yang lengkap. Lima kota tersebut adalah Jakarta, Bali, Bandung, Makassar, dan Medan.
"Kota lainnya belum siap," ujar dia.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suariyanto memperkirakan jumlah wisman sepanjang tahun 2019 hanya mencapai 16,3 juta kunjungan. Namun, realisasi wisman sepanjang 2019 tersebut masih menunggu hitungan BPS.
Sepanjang Januari–November 2019, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 14,92 juta kunjungan atau naik 3,55% dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama pada 2018 sebanyak 14,40 juta kunjungan.