Bagian Dinasti Politik Jokowi, Gibran dan Bobby Beda Peluang Menangnya
Anak dan menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution rencana maju dalam pemilihan kepala daerah atau pilkada pada 2020. Gibran berencana maju dalam pilkada Solo dan Bobby Nasution bakal bertarung di Medan.
Keduanya berencana maju sebagai calon wali kota dari PDIP. Partai berlambang banteng moncong putih itu selama ini menjadi kendaraan politik Jokowi sejak menjadi wali kota Solo hingga Presiden RI.
Meski sama-sama bagian dari dinasti politik Jokowi, keduanya memiliki peluang menang yang berbeda. Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai Gibran lebih berpeluang memenangkan kontestasi politik daerah tersebut ketimbang Bobby.
(Baca: Anak & Mantu Ikut Pilkada, Jokowi Dinilai Bangun Dinasti Politik Kuat)
Menurut Ray, salah satu faktor yang dapat memenangkan Gibran karena sudah memiliki basis popularitas dan elektabilitas di Solo. Bahkan, popularitas dan elektabilitas Gibran hanya kalah satu peringkat dibandingkan Wakil Wali Kota Solo yang berencana kembali maju Pilkada 2020, yakni Achmad Purnomo.
Lembaga survei Median pada awal Desember 2019 menyebut popularitas Gibran sudah mencapai 82,3%. Sementara, popularitas Purnomo saat ini sebesar 94,5%. Adapun, elektabilitas Gibran di Solo mencapai 24,5%. Elektabilitas Purnomo tercatat sebesar 45%.
Ray menilai, popularitas dan elektabilitas Gibran tersebut tak lepas dari sosok Jokowi. Terlebih, Jokowi saat ini masih menjabat sebagai Presiden. “Posisi Gibran kuat, nomor dua setelah inkumben,” kata Ray dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (31/12).
Hanya saja, hingga kini Gibran belum diusung oleh partai politik. PDIP yang menjadi partai tempat Gibran bernaung masih belum memberikan rekomendasi kepada Gibran sebagai calon wali kota Solo.
(Baca: Anak dan Menantu Ikut Pilkada, Jokowi Tepis Isu Bangun Dinasti )
Namun demikian, Gibran masih memiliki peluang untuk diusung oleh partai politik lainnya, seperti PKS, Nasdem, dan Gerindra. “Karena semua partai ini kan yang paling penting kalau lihat calon bisa menang akan dipilih,” kata Ray.
Sementara itu, Ray menilai peluang Bobby menang di Pilkada Medan 2020 lebih kecil karena popularitas dan elektabilitasnya masih rendah. Lebih lanjut, Ray menilai efek elektabiitas Jokowi tidak akan banyak berpengaruh kepada Bobby.
Sebab, Medan sebenarnya bukanlah basis Jokowi yang cukup kuat. Pada Pilpres 2019, Jokowi bersama Ma’ruf Amin hanya bisa menggalang 45,66% suara. Sedangkan pesaingnya, yakni Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berhasil meraih 54,34%.
“Kalau di Solo itu ya memang basisnya Pak Jokowi, sementara di Medan itu nama Pak Jokowi relatif agak minus,” ujarnya.
(Baca: Temui Megawati, Gibran Gigih Jadi Calon Wali Kota Solo dari PDIP)
Sementara itu Wakil ketua MPR RI dari Fraksi PDI-Perjuangan Ahmad Basarah mengatakan PDIP masih menunggu proses survei internal dalam mengambil keputusan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surakarta, Jawa Tengah. Basarah menyebut Gibran memiliki peluang yang sama dengan kader lainnya untuk mendapatkan rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan.
"Peluang semua yang mendaftar di PDIP baik dari kader internal maupun eksternal adalah sama. Yang menentukan nanti adalah proses pengkajian pendalaman dari berbagai aspek," kata Basarah dikutip dari Antara.
Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo yang bakal maju pilkada Solo pun merupakan kader PDIP, sehingga kemungkinan dipasangkan dengan Gibran di Pilkada. "Semua kemungkinan bisa saja terjadi. Semua skenario bisa kami pakai," kata Basarah.