Pertamina Lanjutkan Proyek Gasifikasi Batu Bara dengan PTBA
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan kerja sama terkait pembangunan proyek gasifikasi batu bara dengan PT Bukit Asam (PTBA) terus berjalan. Pasalnya, gasifikasi batu bara bisa menghasilkan dimethyl ether (DME) yang dapat menekan impor LPG.
Selain itu, Pertamina menilai proyek gasifikasi batu bara cukup ekonomis. Sebab, PTBA akan memasok batu bara dengan kalori rendah dengan harga di bawah pasar.
"Untuk Pertamina produknya DME, substitute LPG. Kami sudah berhitung berapa harga produk DME nantinya," kata Nicke di Gedung Kementerian BUMN, Kamis (12/11).
(Baca: Bantu Kurangi Impor Migas, BUMI Lirik Proyek Hilirisasi Batu Bara)
Saat ini perusahaan pelat merah tersebut tinggal menentukan lokasi pembangunan proyek gasifikasi batu bara. Ada dua lokasi yang tengah dikaji oleh Pertamina, yaitu Peranap dan Tanjung enim.
"Belum kami putuskan mana yang paling baik. Feasibility study sudah selesai, lagi menghitung angka” ujarnya.
Pembangunan proyek gasifikasi ini diharapkan dapat menciptakan nilai tambah dari komoditas batu bara. Kemudian, bisa mengurangi impor LPG.
Dalam kerja sama ini, Pertamina dan PTBA menggandeng PT Pupuk Indonesia dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. untuk membangun pabrik hilirisasi batu bara di dalam negeri. Kerja sama tersebut telah tertuang dalam Head of Agreement (HoA) yang ditandatangani pada 16 Januari 2019.
(Baca: Energi Baru Ancam Industri Batu Bara, Pemerintah Dorong Hilirisasi)