Gunung Merapi Meletus, Awan Panas Meluncur 1.000 Meter
Gunung merapi kembali meletus pada Minggu (17/11) sekitar pukul 10.46 WIB. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Kementerian ESDM mencatat, letusan gunung menyemburkan awan panas setinggi 1.000 meter dengan kondisi angin bertiup ke barat.
"Terjadi letusan di Gunung Merapi tanggal 17 November 2019 pukul 10:46 WIB. Letusan tercatat di seismogram dengan amplitudo max 70 mm dan durasi 155 detik," tulis BPPTKG dalam akun twitter.
Terkait letusan ini, BPPTG menetapkan Gunung Merapi dengan status waspada level II. Gunung Merapi sudah ditetapkan dengan status waspada sejak Mei 2018.
(Baca: Gunung Merapi Erupsi Lagi, Sejarah Letusan 3000 Tahun)
Pada Agustus 2019, Gunung Merapi kembali erupsi dengan mengeluarkan guguran lava dengan jarak luncur 500 meter pada Minggu ini (25/8). Guguran lava itu mengarah ke hulu Kali Gendol.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mencatat ada enam kali gempa- karena Gunung Merapi mengeluarkan lava- pada pukul 00.00 hingga 06.00 WIB. Amplitudo lindu 2-22 mm dengan durasi 26.9-79.6 detik.
Gunung Merapi merupakan salah satu gunung paling aktif di Indonesia. Sejarah letusan gunung yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Derah Istimewa Yogyakarta ini sudah tercatat sejak 3000 tahun lalu. Selama itu, erupsi telah terjadi berkali-kali dan menimbulkan korban jiwa tak tak sedikit.
(Baca: Gunung Merapi Luncurkan Guguran Lava Sepanjang 500 Meter)
Letusan Gunung Merapi pada 2010 menjadi yang terbesar selama 100 tahun terakhir. Letusan ini mengakibatkan korban 341 orang meninggal dunia, puluhan desa rusak dan ratusan ribu orang pengungsi.
Kemudian, pada pertengahan 2018 lalu, Merapi menunjukkan peningkatan aktivitas hingga akhir Januari 2019. Pemantauan terhadap aktivitas Merapi yang cenderung meningkat terus dilakukan.