Anies, Khofifah & RK Hadiri Kongres, NasDem Punya Kriteria Capres 2024
Ketua DPP Partai NasDem Irma Suryani Chaniago membantah kehadiran Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) dalam Kongres Partai NasDem sebagai langkah awal pemetaan politik untuk Pilpres 2024. Dia mencontohkan, Anies diundang karena kongres digelar di Jakarta.
Irma pun menilai wajar jika Gubernur DKI Jakarta diundang dan memberi sambutan dalam kongres Partai NasDem. "Itu bagian dari penghormatan, karena kami ingin membangun yang namanya partai role model kedepan. Jangan kemudian kami berseberangan terus harus kelihatan berperang, tidak begitu," tutur Irma seperti dikutip dari Antara pada Sabtu (9/11).
Partai NasDem pun tetap memberikan evaluasi terhadap kinerja Anies. Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pernah menyampaikan kepada Anies bahwa kinerjanya sebagai Gubernur DKI Jakarta baru 50 persen. Oleh sebab itu, Paloh berharap Anies segera meningkatkan kinerjanya menjadi 60 persen, 70 persen, dan diakhir periodenya mencapai 80 persen.
(Baca: Surya Paloh Bantah Reaktif Tanggapi Candaan Jokowi)
Di sisi lain, Partai Nasdem telah menyiapkan kriteria calon presiden yang akan diusung dalam Pilpres 2024. Kriteria pertama, elektabilitasnya harus tinggi karena itu berarti mendapatkan dukungan rakyat.
Kriteria kedua, menurut Irma, calon yang akan diusung partainya harus memiliki kapasitas, kapabilitas, dan akuntabilitas. Dia mengatakan, akuntabilitas itu terkait moral seorang yang akan dicalonkan partainya.
Irma mengaku Partai NasDem telah memiliki sosok yang diangap pantas ikut dalam kontestasi Pilpres 2024. Namun keputusan resmi belum dibuat.
"Semua partai politik pasti punya frame dan agenda untuk Pemilu 2024, namun politik itu kan dinamis dan selalu berubah tergantung situasinya," ujarnya.
(Baca: Gerindra Tak Masalah Anies Didekati Partai Lain untuk Pilpres 2024)
Partai NasDem akan Bertemu PAN
Lebih lanjut Irma mengatakan Paloh akan bertemu dengan Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan pada akhir November 2019. Pertemuan tersebut dalam rangka silaturahim kebangsaan.
Menurut Irma, pertemuan tersebut bukan untuk membuat poros koalisi baru. Sebab, Partai NasDem masih dalam posisi partai politik koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf.
Dia pun menegaskan Partai NasDem tidak akan mengkhianati Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Bayangkan, Jokowi bukan kader NasDem tapi kami berani menyatakan ke publik Jokowi Presidenku, Nasdem Partaiku, itu sudah lebih dari cukup menjawab kecurigaan semua pihak," ujarnya.
Selain dengan PAN, Partai NasDem juga berencana bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun, pertemuan tersebut belum ditentukan waktunya.
Irma berharap perteman Paloh dengan Zulkifli dan SBY tidak dianggap sebagai safari politik. "Jadi kami ingin bangsa ini ke depan harus saling berangkulan, jangan mau lagi di obok-obok dengan SARA, fitnah, saling curiga mencurigai, karena rugi bangsa kita kalau itu dilakukan setiap hari," kata Irma.
Dia menilai yang dibutuhkan saat ini yaitu soliditas untuk membangun Indonesia kedepan agar menjadi lebih baik. Pasalnya, program-program yang digagas Presiden Jokowi sangat komprehensif untuk membangun bangsa. Jika program-program tersebut tidak didukung menteri-menteri yang konsolidatif dan koordinatif, maka tidak mungkin target-target pembangunan bisa dicapai.
(Baca: Saling Sindir Jokowi - Surya Paloh Pasca Momen Rangkulan Presiden PKS)