Wisata Air Tingkatkan Pendapatan Desa Seruni Mumbul
Desa Seruni Mumbul di Kecamata Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, NTB memiliki sekitar 30 titik mata air. Sumber daya alam yang berada di area rawa ini terbilang kurang mendapat perhatian. Dahulu, warga hanya memanfaatkannya untuk mengairi lahan. Lokasi mata air juga nyaris tak terjamah, sehingga muncul kesan mistis di benak masyarakat.
Namun, kondisi tersebut tak berlaku lagi sekarang. Atensi tidak hanya datang dari warga, tetapi juga pengunjung asal luar desa. Pasalnya, sumber mata air yang ada telah menjelma menjadi destinasi wisata. Namun, masih perlu dikelola secara berkesinambungan.
Rekreasi air Denda Seruni diresmikan pada 5 Juni 2019. Konon, lokasi mata air yang kini menjadi area wisata merupakan tempat mandi permasuri bernama Denda Seruni. Dia hilang terbawa teratai besar di tengah mata air.
Tak hanya itu, nama Desa Seruni Mumbul juga terinspirasi dari legenda adat Suku Sasak, yaitu kisah cinta Patih Mumbul yang mengejar Denda Seruni. Sebagai bukti cinta, permaisuri jelita ini meminta dibuatkan tempat pemandian khusus untuknya.
Awalnya, ada kelompok warga yang kontra terhadap keputusan pemerintah desa untuk membangun lokasi wisata. Apalagi, anggaran yang digelontorkan mencapai Rp 649 juta dari Dana Desa. Namun, masyarakat diberikan pemahaman bahwa keputusan tersebut bisa mendorong desa untuk lebih mandiri.
“Ada beberapa warga yang berpikir, Dana Desa seharusnya digunakan untuk pembangunan jalan atau santunan anak yatim. Kami beri pemahaman, dengan adanya wisata ini nanti desa akan jadi mandiri karena tidak tergantung kepada pendanaan dari (pemerintah) pusat lagi,” kata Kepala Desa Seruni Mumbul Tajudin Muhammad Saleh.
Menurutnya, Wisata Denda Seruni kini menjadi salah satu pusat perhatian para wisatawan yang berkunjung ke Lombok Timur, NTB. Tingkat kunjungan tertinggi terjadi selama Juni 2019, sedikitnya tandang 8.000 pelancong. Alhasil, Desa Seruni Mumbul memperoleh tambahan pendapatan baru.
Destinasi wisata air yang konsepnya terinspirasi dari Desa Pentingsari, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta Desa Ponggok di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah tersebut mengenakan retribusi Rp 5 ribu kepada pengunjung. Setelah membayar, mereka bisa menikmati fasilitas dan wahana yang tersedia, seperti gazebo, rumah pohon, perahu bebek, kano, serta sepeda air.
“Saat ini, Wisata Denda Seruni bisa memberikan kontribusi ke PADes (Pendapatan Asli Desa) sebesar Rp 8 juta per bulan,” imbuh Tajudin.
Direktur BUMDes Mandiri Sejahtera Zainul Wardi menyatakan bahwa lokasi wisata air Denda Seruni dikelola oleh BUMDes. “Keuntungan bersih dari pengoperasian Denda Seruni mencapai Rp 110 juta,” kata pria yang akrab disapa Adi ini. Angka ratusan juta merupakan kumulatif selama empat bulan terakhir.
Bagi warga setempat, kehadiran destinasi wisata air memperluas kesempatan mereka untuk mendapatkan tambahan pendapatan. Hal ini seperti dialami Eva Mariana, salah satu dari sepuluh anggota pengurus Denda Seruni. Perempuan ini tak melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi karena memilih membantu meningkatkan ekonomi keluarga.
“Alhamdulillah, saat ini bisa dapat pemasukan Rp 1,1 juta sampai Rp 1,3 juta per bulan tergantung omzet per bulan berapa (yang didapat),” katanya sembari melayani pengunjung di loket tiket.
Testimoni senada terlontar dari Rohani. “Saya bisa dapat Rp 100 ribu per hari dari menjual minuman, seperti kopi dan teh. Apalagi kalau sudah hari libur, dagangan saya bermacam-macam,” ujarnya.
Ke depan, BUMDes Mandiri Sejahtera berencana menyempurnakan fasilitas Denda Seruni dengan menghadirkan jembatan. Infrastruktur ini akan menghubungkan area rekreasi air dengan hutan mangrove di sebelahnya. Rencana lain ialah menyediakan paket wisata edukatif untuk anak, serta membuat penginapan apung dekat pantai.
Baiq Miftahul Wasli, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinas PMD) Kabupaten Lombok Timur, menilai banyak manfaat yang dihasilkan dari Denda Seruni. “Ini sejalan dengan fokus Lombok Timur untuk menstimulus desa-desa menjadi desa wisata. Harapan kami, bisa sinergi antara produk lokal, wisata, dan bisnis akomodasi, semua dikelola BUMDes,” kata dia.
Sementara itu, Bupati Lombok Timur M. Sukiman Azmi berharap semakin banyak manfaat diperoleh dari kehadiran Denda Seruni berbekal tata kelola yang baik. “Kedepan, warga akan sejahtera dari hasil retribusi yang berkontribusi ke PADes. Dan yang terpenting adalah konteks pemberdayaan masyarakat yang membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik,” ucapnya.
Replikasi Inovasi: Wisata Mata Air Mengalirkan Kesejahteraan Bagi Desa