Kerja Sama dengan Chevron, Pertamina Kaji Penerapan EOR di Blok Rokan
Pertamina bersiap mempercepat transisi Blok Rokan. Salah satunya persiapan penerapan teknologi tingkat lanjut alias enhanced oil recovery (EOR) di blok tersebut.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu mengatakan pihaknya sedang mengkaji chemical EOR full scale. Dengan begitu, penerapan EOR bisa dimulai tepat ketika alih kelola pada 2021.
"Kami bisa mulai pengkajian dari sekarang dengan data-data dari Chevron," ujar Dharmawan di sela acara IPA Convention and Exhibition 2019 di Jakarta Convention Center (JCC) pada Kamis (5/9).
(Baca: Eksplorasi dan EOR Jaga Asa Capai Produksi Minyak 1 Juta BOPD di 2030)
Dharmawan mengatakan penerapan EOR memerlukan waktu yang cukup panjang. Makanya Pertamina memutuskan untuk memulai persiapan di tahun ini.
"Kalau kami terapkan sekarang baru bisa berdampak beberapa tahun ke depan,"katanya.
Selain persiapan EOR, Pertamina juga terus berdiskusi dengan Chevron untuk memulai aktivitas di Blok Rokan pada tahun depan. Rencananya Pertamina akan mengebor satu sumur di blok tersebut.
Pertamina akan bekerja sama dengan Chevron untuk melakukan pengeboran tersebut. "Tahun depan semoga kami sudah melakukan aktivitas dengan Chevron. Jadi begini, aktivitas artinya Chevron melakukan aktivitas dalam konteks bekerja sama dengan kami," katanya.
Sejak beroperasi pada 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel minyak. Meski begitu, dalam tiga tahun terakhir produksi Blok Rokan terus mengalami penurunan. Pada 2017, lifting minyak Blok Rokan bisa mencapai 224.300 barel per hari (bopd). Pada 2018 turun menjadi 209.552 bopd dan pada semester I 2019 hanya mencapai 190.654 bopd.
(Baca: Kementerian ESDM Menilai Transisi Produksi Blok Rokan Berjalan Lambat)