Jokowi Kenang Pembicaraannya dengan Sutopo di Istana Bogor
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan duka cita atas meninggalnya Kepala Humas dan Pusat Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. Jokowi menganggap Sutopo sebagai orang yang hidupnya didedikasikan untuk masyarakat.
Sampai akhir hayatnya, Jokowi mengatakan, Sutopo mengabarkan dengan cepat kejadian bencana alam, gempa bumi, longsor, tsunami, atau kebakaran di pelosok negeri. Tujuannya, agar masyarakat waspada dan tidak kebingungan.
Ia masih ingat pertemuannya dengan almarhum yang sempat mengatakan, hidup itu bukan soal panjang pendeknya usia, tapi seberapa besar kita dapat membantu orang lain. “Dan ia mengamalkan kalimat itu dengan baik,” kata Jokowi dalam akun Instagramnya.
Pertemuan itu terjadi pada Oktober lalu di Istana Bogor, Jawa Barat. Di akhir pertemuan, Jokowi memberikan kenang-kenangan berupa dua lembar foto dirinya sedang berbincang dengan Sutopo, beserta tanda tangannya.
(Baca: Puja Puji Sutopo ke Jokowi Usai Dapat Hadiah Foto Jelang Ulang Tahun)
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Beijing, Tiongkok, juga menyampaikan pernyataan khusus duka cita yang mendalam atas wafatnya Sutopo.
"Almarhum Sutopo Purwo, Kepala Humas BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), bukan hanya sosok humanis, tapi juga sosok yang setia menjalankan tugas meskipun dalam kondisi sakit. Sutopo adalah pejuang kemanusiaan," kata Megawati.
Baginya, sosok Sutopo adalah seorang yang gigih, tidak luntur dalam harapan meskipun sakit. Sutopo mampu menjadi jembatan penghiburan, membangun harapan di tengah korban bencana, dan membantu menentramkan masyarakat melalui fungsi kehumasan yang dijalankan dengan sangat baik.
Menurut Megawati, informasi terkait penanganan tanggap darurat, bantuan ke korban, dan juga berbagai upaya yang dilakukan BNPB disampaikan dengan baik dan tepat, sampai melupakan rasa sakitnya sendiri. "Karena itulah pemerintah diharapkan dapat memberi penghormatan terbaik bagi pejuang kemanusiaan tersebut," lanjut Megawati.
Palang Merah Indonesia (PMI) mengatakan sosok almarhum Sutopo Purwo Nugroho merupakan perekat koordinasi antarlembaga. Jika terjadi bencana alam, maka penanganannya tidak tumpang tindih sesuai tugas dan fungsinya masing-masing.
"Tentunya seluruh warga Indonesia merasa kehilangan tidak terkecuali PMI, sosoknya sangat berdedikasi pada tugas dan tanggung jawabnya," kata Kepala Biro Humas PMI Pusat Aulia Arriani melalui sambungan telepon, Minggu.
PMI merasa kehilangan dengan sosok Pak Topo, namun perjuangan dan kerja almarhum tentunya akan dilanjutkan sebagai orang yang sama-sama bekerja untuk kemanusiaan.
Sutopo meninggal meninggal pada pagi tadi sekitar pukul 02.20 waktu Guangzhou, Tiongkok, atau pukul 01.20 WIB. Ia wafat saat menjalani pengobatan sakit kanker paru stadium 4B di St. Stamford Modern Cancer Hospital, Guangzhou sejak 15 Juni lalu. Kanker yang ia derita sejak akhir 2017 lalu ini telah menyebar ke tulang dan beberapa organ vital tubuh.
(Baca: Sutopo Purwo Nugroho, Pejuang Bencana dan Kanker yang Telah Tiada)
Sutopo Akan Dimakamkan di Boyolali
Kepala BNPB Letjen Doni Monardo mengucapkan duka cita yang mendalam untuk Sutopo. “Pahlawan Kemanusiaan yang tetap melayani publik walaupun dalam keadaan sakit,” kata Doni dalam keterangan resminya. , ia mendapat Pe
Sutopo telah membesarkan nama BNPB yang berdiri sejak 2008 lalu. Ia juga telah mengharumkan nama Indonesia dalam sejumlah penghargaan. Termasuk penghargaan tertinggi dari PBB di Bidang Inovasi Kebencanaan melalui Petabencana di Baku, Azerbaijan.
Rencanya, jenazah Sutopo akan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 20.30 WIB malam ini. Lalu, disemayamkan di rumah duka, Raffles Hill I-6 Nomor 15, Cibubur, Jawa Barat. Esok harinya, jenazah akan diberangkatkan ke Bandara Adi Sumarno Solo, Jawa Tengah, untuk dimakamkan di kampung halamannya, Boyolali.
(Baca: Sutopo Purwo Nugroho Meninggal Saat Jalani Pengobatan di Guangzhou)
Keluarga besar mendiang Sutopo yang berada di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, tengah mempersiapkan diri menyambut kedatangan jenazah dari Tiongkok. “Almarhum akan dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Sasonolayu,” kata adik ipar Sutopo, Ahmad Jatmiko.
Ia mengatakan saat ini orang tua Sutopo, Suharsono, 75, dan Sri Rosmandari, 65, sudah berada di Jakarta. Sedangkan istri Sutopo, Retno Utami Yulianingsih, berada di Tiongkok karena menunggui suaminya sejak awal berobat. "Berobat di Tiongkok China sudah hampir satu bulan," katanya.