Harga Indeks Pasar Biodoesel Juli Turun Terseret Pelemahan CPO

Image title
28 Juni 2019, 20:23
Biodiesel murni dan campuran solar dengan kadar 10 dan 20 persen.
Arief Kamaludin | Katadata
Biodiesel murni dan campuran solar dengan kadar 10 dan 20 persen.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi menetapkan Harga Indeks Pasar (HIP) Biodiesel per Juli 2019 sebesar Rp 6.970 per liter. Angka tersebut turun Rp 7 dibandingkan HIB biodiesel pada Juni yaitu Rp 6.977.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi mengatakan penurunan ini disebabkan oleh turunnya harga rata-rata minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/ CPO) Kharisma Pemasaran Bersama (KPB) sebesar Rp 25 per liter.

"CPO KPB periode 15 Mei-14 Juni sebesar Rp 6.573, turun Rp 25 per liter dibandingkan periode 15 April-14 Mei," ujarnya dalam keterangan tertulis Kementerian ESDM, Jumat (28/6).

(Baca: Harga Indeks Pasar Biodisel pada Mei 2019 Turun Seiring CPO)

Adapun besaran harga indeks pasar BBN untuk jenis Biodiesel dihitung menggunakan formula HIP = (Rata-rata CPO KPB + US$ 100 per ton) x 870 kilogram/ meter kubik + ongkos angkut.

Sedangkan untuk besaran ongkos angkut pada formula perhitungan harga biodiesel mengikuti ketentuan dalam Keputusan Menteri ESDM No. 91 K/12/DJE/2019.

HIP Biodiesel digunakan dalam pelaksanaan mandatory biodiesel 20% (B20) dan berlaku untuk pencampuran minyak solar, baik jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) tertentu, maupun jenis BBM umum.

(Baca: Jonan Ancam Terapkan DMO Sawit Bila Suplai Bahan Baku B30 Tak Lancar)

Adapun HIP Biodiesel pada Januari 2019 tercatat sebesar Rp 6.371 per liter, Februari Rp 7.015 per liter, Maret Rp 7.403 per liter, April Rp 7.387, Mei Rp 7.348 per, Juni Rp 6.977 per liter.

Sementara untuk jenis Bahan Bakar Nabati (BBN) Bioetanol pada Juli naik Rp 54 menjadi Rp 10.255, dibandingkan bulan lalu yaitu Rp 10.201 per liter. Ini berdasarkan formula yang ditetapkan, yaitu (rata-rata tetes tebu KPB periode tiga bulan x 4,125 kilogram atau liter) + US$ 0,25 per liter. Sehingga didapatkan Rp10.255 per liter.

Jadi kenaikan bioetanol disebabkan oleh perbandingan kurs rupiah terhadap dolar. "Konversi nilai kurs menggunakan referensi rata-rata kurs tengah Bank Indonesia periode 15 Mei hingga 14 Juni 2019," ujarnya.

Reporter: Fariha Sulmaihati
Editor: Ekarina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...