Pertamina EP Bukukan Pendapatan Rp 9,7 Triliun di Kuartal I-2019
PT Pertamina EP, mencatatkan kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan tahun lalu. Hingga kuartal I 2019, Pertamina EP mencatat pendapatan sebesar US$ 693 juta atau sekitar 9,7 triliun, naik tipis 2,66 persen dari periode yang sama tahun lalu US$ 675 juta.
Direktur Operasi dan Produksi Pertamina EP Chalid Said Salim mengatakan pendapatan tersebut berasal dari penjualan minyak senilai US$ 353,54 juta dan gas US$ 339,56 juta. “Laba setelah pajak kami juga naik dari US$ 140 juta pada kuartal I 2018 menjadi US$ 167 juta pada kuartal I 2019,” ujarnya di Jakarta, Senin (15/4).
Chalid menyebut meningkatnya pendapatan dan laba Pertamina EP ditopang oleh peningkatan produksi minyak dari 74.500 barel per hari (bph) pada kuartal I 2018 menjadi 82 ribu bph pada kuartal I 2019. Peningkatan kinerja juga ditopang oleh kenaikan harga jual minyak atau Indonesia Crude Price (ICP).
(Baca: Produksi Awal Tahun Rendah, Pertamina EP Optimistis Capai Target 2019)
Pada awal 2018 ICP berada di level US$ 48 per barel, kemudian naik hingga akhir tahun lalu menembus US$ 70 per barel. Harga ini terus bertahan dengan kecenderungan fluktuatif pada kuartal I 2019. Sedangkan asumsi harga gas US$ 6,08 per ribu standar kaki kubik (mscf),” ujar Chalid.
Tahun ini Pertamina EP memproyeksikan produksi migas 252,43 ribu barel setara minyak (mboepd), terdiri atas produksi minyak 85 ribu bph dan gasnya 970 juta standar kaki kubik per hadi (MMscfd). Hingga kuartal I-2019, realisasi produksi minyak Pertamina EP baru mencapai 82,2 ribu bph. Meski masih rendah, realisasi produksi minyak ini mencapai 101 persen target rencana kerja dan anggaran (RKAP) tahun ini, yakni 81 ribu bph dan 99 persen target APBN 83.363 bph.
Realisasi produksi gas Pertamina EP pada kuartal I 2019 sebesar 967,62 MMscfd. Realisasi produksi gas ini masih dibawah target work program and budget (WP&B) 2019 , tapi sudah mencapai 100 persen target RKAP. Adapun pada tahun lalu, realisasi produksi minyak Pertamina EP mencapai 79.445 bph atau 98 persen dari target dan gas 1.016,74 MMscfd atau 102 persen dari target 994,01 MMscfd.
(Baca: Pertamina Target Pengeboran Sumur Naik Dua Kali Tahun Ini)
Upaya Pertamina EP Kejar Target Produksi 2019
Menurut Chalid, untuk mencapai target produksi tahun ini, Pertamina EP telah menyiapkan 1.514 pemboran sumur, yang terdiri dari 1.146 sumur Well Intervention (WI), 264 sumur Work Over (WO), dan 104 sumur target Bor. “Sebanyak 28,6 persen atau 429 sumur di antaranya dilaksanakan oleh Pertamina EP Asset 5, terdiri atas 245 sumur WI, 135 sumur WO dan 49 sumur bor,” kata Chalid.
Selain itu, Pertamina EP akan mempercepat produksi melalui POP 3 sumur dari tiga struktur, yaitu Akasia Maju (minyak), Kayu Merah (gas), dan Haur Gede (gas). Pertamina EP juga melakukan optimasi penerapan full development secondary recovery di struktur Rantau, Jirak, Ramba, Belimbing, dan Tertiary Recovery di struktur Tanjung.
“Kami juga berupaya untuk monetisasi gas dari struktur Sei Gelam, Sangetti, Haur Gede, Kayu Merah, North Kedung Tuban, Tapen, Suci, dan Trembul untuk peningkatan lifting gas,” ujar Chalid.
(Baca: Kejar Target Lifting, Pertamina EP Gencarkan Kegiatan Sumur Migas)
GM Pertamina EP Asset 5 Irwan Zuhri menambahkan, Pertamina EP di area Kalimantan mencatatkan produksi minyak 17.616 bph dari target 18,278 bph dan gas 16,36 MMscfd dari target 15,66 MMscfd. “Pertamina EP Asset 5 adalah backbone (andalan) untuk produksi minyak Pertamina EP, sedangkan gas Pertamina EP Aset 2,” ujarnya.
Irwan memproyeksikan produksi minyak Pertamina EP Asset 5 tahun ini menembus 20 ribu bph dan gas tetap di level 15 MMscfd. Dia mengakui target tersebut cukup menantang, tapi bisa terealisasi dengan kegiatan pemboran.
Pertamina EP Asset 5 akan mengebor di Bunyu sebanyak 15 sumur, Sangasanga 12 sumur, Tarakan 11, Sangata enam sumur, dan Project EOR Tanjung lima sumur. “Total 49 sumur, tiga sumur carry over. Kami juga akan lakukan kegiatan WO dan WI terbanyakn WO di Bunyu dan Sangasanga,” ujar Irwan.
(Baca: Pertamina EP Temukan Cadangan Gas di Sumur Eksplorasi Morea Sulteng)