CSIS dan Populi Center: Prabowo Sulit Kejar Elektabilitas Jokowi

Dimas Jarot Bayu
13 April 2019, 00:00
Pemilu 2019, Jokowi, Prabowo, Sandiaga Uno, Ma'ruf Amin, Pilpres 2019, Populi, CSIS
Warga mengikuti simulasi pencoblosan dan penghitungan di TPS 17 pada Pemilihan umum 2019 di Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (10/4). Simulasi ini untuk memahami alur dan aturan Pemilu baik petugas dan warga yang akan mengikuti Pemilihan umum pada 17 April 2019.

Tersisa lima hari jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 pada 17 April nanti. Menurut peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Populi Center, sulit bagi calon pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengejar elektabilitas pesaingnya, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Direktur Eksekutif CSIS Philips J Vermonte mengatakan, masa kampanye tersisa satu hari ini. Selama masa tenang, seluruh kandidat dilarang melakukan kampanye. Sementara ia mencatat, selisih elektabilitas kedua pasangan calon sekitar 13,4-24,9%.

Berkaca dari kondisi ini, menurut dia, sulit bagi Prabowo dan Sandi mengejar ketertinggalan elektabilitasnya. "Mungkin Prabowo mengejar ketertinggalan elektabilitasnya, tapi berat. Sejauh yang saya catat, selisihnya cukup tinggi," kata dia di Hariss Suites Hotel FX, Jakarta, Jumat (12/4).

(Baca: Indopolling: Hanya Kejadian Luar Biasa Buat Jokowi Tak Menang Pilpres)

Memang masih ada pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters), yakni sekitar 6,3-10,1% dari total. Tapi tetap sulit bagi Prabowo-Sandiaga mengejar ketertinggalannya sekalipun berhasil meraih suara pemilih jenis ini. "Undecided voters kalau tidak terdistribusi merata, misalnya ke Prabowo semua, itu tetap berat untuk mengejar ketertinggalan," kata Philips.

Hal serupa disampaikan oleh peneliti senior Populi Center Afrimadona. Dia mencatat, selisih elektabilitas kedua pasangan calon saat ini cukup tinggi. Padahal, tren elektabilitas kedua pasangan calon ini stagnan dalam tujuh bulan terakhir.

(Baca: Jelang Debat ke-5, Sentimen Positif di Twitter Lebih Tinggi ke Prabowo)

Menurut Afrimadona,  sulit bagi Prabowo-Sandiaga mengejar elektabilitas Jokowi-Ma’ruf tanpa ada momentum politik yang besar. Meski begitu, menurutnya Prabowo-Sandiaga bakal memaksimalkan sisa waktu untuk menggalang suara.

Elektabilitas Kedua Pasangan Calon dari Berbagai Survei

Sebagaimana catatan Philips dan Afrimadona, calon pasangan nomor urut 01 memang lebih unggul menurut beberapa riset. Survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) misalnya, menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mencapai 56,8%.

SMRC mencatat, elektabilitas Prabowo-Sandiaga hanya 37%. Masih ada 6,3 % responden yang belum menentukan pilihan. Survei sendiri dilakukan terhadap 2.568 responden pada 5-8 April 2019 ini. 

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA juga mencatat elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di kisaran 55,9-65,8%. Elektabilitas Prabowo-Sandi mencapai 34,2-44%. Survei dilakukan terhadap 2.000 responden pada 4-9 April 2019.

(Baca: Survei Alvara: Elektabilitas Jokowi-Maruf 52,2%, Prabowo-Sandi 38,8%)

Survei Indopolling Network menunjukkan, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 57,4% dan Prabowo-Sandiaga 32,5 %. Pemilih yang belum menentukan pilihan hanya 10,1%. Ada 1.080 responden yang terlibat dalam survei yang berlangsung pada 3-8 April 2019 ini.

Alvara Research Center pun mencatat, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mencapai 52,2% dan 38,8% untuk Prabowo-Sandiaga. Sedangkan responden yang belum menentukan pilihan sebesar 9%. Survei dilakukan terhadap 2 ribu responden pada 2-8 April 2019.

(Baca: Bawaslu Adakan Pemungutan Ulang Bila Terbukti Pencoblosan Surat Suara )



Reporter: Dimas Jarot Bayu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...