Konflik Jogokariyan, Kapolri Akan Tindak Tegas Kedua Kubu
Kepala Kepolisan Republik Indonesia Jenderal (Pol) Tito Karnavian memerintahkan Polda Yogyakarta menindak tegas kedua pihak yang bertikai di Masjid Jogokariyan jika konflik terulang kembali. Ia menegaskan, proses hukum harus diutamakan untuk mengatasi masalah tersebut.
Tito mengatakan, untuk saat ini Polda Yogyakarta berhasil mendamaikan dua kelompok tersebut. "Kalau terjadi lagi, apalagi bawa parang dan ada yang melempar, proses hukum keduanya," kata Tito usai Rapat Pimpinan Polri dan Tentara Nasional Indonesia di Jakarta, Selasa (29/1).
Tito tidak menjelaskan apakah konflik di Yogyakarta tersebut merupakan salah satu potensi kerawanan yang terjadi menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Namun, dia mengaku Rapim Polri-TNI juga membahas kerawanan Pemilu. Setiap tingkatan Polri dan TNI di satu wilayah akan bekerja sama dalam mencegah suasana politik yang panas.
"Bila perlu, ada rayonisasi sehingga daerah yang minta dukungan kami dukung dengan kekuatan TNI dan Polri," kata Tito.
Bukan saja pilpres, kekuatan TNI dan Polri juga akan digunakan dalam pemilihan legislatif (Pileg). Apalagi menurut Tito potensi kerawanan akibat Pileg ini harus dicermati lantaran konflik dapat terjadi antarcalon dalam satu partai. "Pencegahan nomor satu, penegakkan hukum apabila ada aksi anarkis," kata Tito.
Konflik terjadi hari Minggu (27/1) ketika massa dengan atribut PDI Perjuangan (PDIP) melakukan perusakan pada spanduk di sekitar masjid. Pemuda masjid Jogokariyan lantas keluar dan mencegat massa hingga bentrokan terjadi. Namun, kejadian tersebut tidak meluas lantaran aparat turun tangan untuk melerai kedua kubu.
(Baca: Lantik Sebelas Perwira Tinggi, Kapolri Bantah Isu Konflik Internal)
Utamakan Kerukunan