PPP Akui Pendukungnya Belum Satu Suara untuk Jokowi - Ma'ruf
Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengakui, kader maupun simpatisan partai belum satu suara mendukung Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Survei Indikator Politik Indonesia menyebutkan hanya 53,7 persen pendukung PPP memilih pasangan calon nomor urut 01 ini.
Sebanyak 43,2 persen responden memilih pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Sementara itu, 3,1 persen lainnya tidak menjawab. (Baca juga: Strategi Prabowo Mengubah Citra dalam Debat Pilpres 2019)
Menurut Arsul, perbedaan suara di antara sesama pendukung PPP terpengaruh Pilpres 2014. Pada saat itu, PPP mengusung Prabowo sebagai calon presiden berduet dengan Hatta Rajasa.
"Pada 2014, kita sama-sama tahu bahwa PPP mengusung pasangan Prabowo dan Hatta," katanya, di Jakarta, Kamis (24/1). Elektabilitas Prabowo saat akan diusung sekitar 57 persen. Sementara Jokowi yang kala itu berpasangan dengan Jusuf Kalla hanya 31 persen.
Namun, dinamika panggung politik membuat PPP mengalihkan dukungan kepada Jokowi - Jusuf Kalla setelah keduanya menang Pilpres 2014. PPP mendapatkan satu kursi untuk posisi menteri agama dijabat Lukman Hakim Saifuddin.
(Baca juga: Jokowi-Ma'ruf Dapat Dukungan dari Puluhan Kiai Sepuh NU Jatim)
Pada pertengahan 2017, PPP memutuskan untuk mendukung pasangan Jokowi dan Ma'ruf Amin maju ke Pilpres tahun ini. Tapi sampai sekarang sebagian pendukung partai belum mau mengalihkan suaranya untuk pasangan calon 01 dan tetap menjagokan Prabowo-Sandiaga.
"Jadi kalau dikatakan masih tinggi, wajar saja. Memang ini ada shifting position dari yag awalnya ke Pak Prabowo lalu kemudian kepada Pak Jokowi," kata Arsul.
Menurutnya, keterbelahan pilihan pendukung dalam tubuh PPP akan menurun seiring waktu. Partai menyiapkan strategi khusus untuk mengatasi keterbelahan pilihan ini.