Hoaks Surat Suara Tercoblos, Jokowi: Hindari Fitnah Seperti Itu
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat menghindari fitnah dan penyebaran berita bohong (hoaks) karena hal tersebut dapat menimbulkan konsekuensi hukum. Tiga bulan menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) serentak, ia mengimbau semua pihak dapat menjaga kesejukan dalam berpolitik.
Pernyataan Presiden Jokowi ini terkait beredarnya kabar bohong penemuan 7 kontainer surat suara asal Tiongkok di Tanjung Priok yang sudah tercoblos untuk pasangan calon nomor urut 01. "Ini kan hoaks. Kartu itu belum dicetak, sudah muncul fitnah-fitnah seperti itu. Marilah kita hindari fitnah-fitnah seperti itu,” kata Jokowi usai penyerahan 2.500 sertifikat tanah di Blitar, Jawa Timur seperti dikutip laman Sekretariat Kabinet, Kamis (3/1) malam.
Kabar bohong atau hoaks bisa menimbulkan prasangka buruk di kalangan masyarakat terhadap adanya kecurangan dalam Pemilu 2019. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat berhati-hati karena fitnah dan kabar bohong bisa diproses secara hukum. "Hoaks, fitnah, bisa jadi masalah hukum jika dilakukan," kata Jokowi.
Kabar mengenai adanya tujuh kontainer berisikan surat suara yang telah dicoblos itu sebelumnya liar beredar di media sosial. Kabar tersebut menyatakan ada 80 juta surat suara yang nantinya akan ditukar sebelum penghitungan suara dan formulir C1 keluar. Isu ini juga dicuitkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Andi Arief di akun Twitternya @AndiArief_ pada Rabu (2/1).
"Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya. Karena ini kabar sudah beredar," kata Andi. Namun belakangan Andi telah menghapus cuitannya tersebut.
(Baca: Timses Jokowi-Maruf Laporkan Hoaks Surat Suara 7 Kontainer ke Polisi)
Komisi Pemilihan Umum (KPU) membantah isu yang menyebutkan ada tujuh kontainer berisikan surat suara yang telah dicoblos di Tanjung Priok, Jakarta. Hingga saat ini, KPU belum mencetak surat suara untuk Pemilu Serentak 2019. Komisioner KPU Hasyim Asyari mengatakan, isu tersebut bohong. "Kalau sudah ada yang dicetak, surat suaranya siapa?" kata Hasyim di kantornya, Jakarta, Rabu (2/1) malam.
Menurut Hasyim, pencetakan surat suara sampai saat ini masih dalam proses lelang. Proses tersebut berada dalam masa sanggah, meski sudah ada pemenang lelang. Artinya, KPU masih membuka kesempatan bagi pihak-pihak yang keberatan terkait pemenang lelang pencetakan surat suara.
Ketua KPU Arief Budiman telah melaporkan hoaks tentang 7 kontainer surat suara Pemilu 2019 yang telah dicoblos di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta ke Bareskrim Polri. "Kami sampai saat ini laporkan kejadiannya, soal nanti siapa pelakunya yang ketangkap, kami serahkan sepenuhnya ke Kepolisian," kata Arief Budiman.
Kabareskrim Komjen Pol Arief Sulistyanto juga menerima laporan yang sama dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo dan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf. "Tugas polisi yang mencari tahu siapa pelakunya berdasarkan alat bukti. Jadi tidak sembarangan menetapkan orang sebagai tersangka," kata Arief Sulistyanto.
(Baca: Tindaklanjuti Laporan KPU, Bareskrim Selidiki Hoaks Surat Suara )