Tinjau Korban Tsunami Anyer, Jokowi Minta BMKG Beli Alat Deteksi Dini
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk membeli peralatan deteksi dini (early warning system) gelombang tsunami. Hal ini diperlukan untuk mencegah jatuhnya korban ketika terjadi bencana serupa di masa depan.
"Ke depan, saya perintahkan BMKG untuk membeli alat-alat deteksi 'early warning system' yang bisa memberikan peringatan-peringatan dini kepada masyarakat," kata Presiden Jokowi saat meninjau fasilitas pariwisata di Hotel Mutiara Carita, Pandeglang, Banten, Senin (24/12).
Seperti diketahui, BMKG mencatat adanya gelombang tsunami yang bersamaan dengan gelombang pasang laut akibat fenomena atmosferik bulan purnama pada Sabtu (22/12) malam. Tsunami diduga dipicu oleh longsornya lereng Gunung Anak Krakatau akibat tremor yang ditimbulkan aktivitas vulkanik.
Tsunami yang datang tiba-tiba menyebabkan masyarakat tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan evakuasi. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban meninggal mencapai 281 orang, 1.061 orang luka-luka, 57 orang hilang, dan 11.687 orang mengungsi.
Presiden Jokowi mengatakan, tim gabungan TNI dan Polri serta BNPB berkoordinasi untuk memitigasi bencana dari darat dan lautan. Presiden juga meminta tim evakuasi dan bantuan segera memantau daerah-daerah yang berpotensi terkena dampak tsunami.
Ia juga meminta tim evakuasi dan bantuan segera memantau daerah-daerah yang berpotensi terkena dampak tsunami. "Hari ini akan disisir kembali tapi lewat laut mengenai kemungkinan-kemungkinan tempat yang belum terpantau," ujarnya.
Sebelum meninjau Hotel Mutiara Carita, Presiden meninjau lokasi korban bencana tsunami di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Lokasi yang ditinjau antara lain tempat pengungsian di Gelanggang Olah Raga (GOR) Labuan. Presiden membagikan buku-buku kepada anak-anak korban tsunami dan bahan pokok kepada masyarakat. Selanjutnya, Jokowi meninjau kesiapsiagaan kebencanaan ke Kantor Kecamatan Labuan dan mengunjungi korban yang dirawat di Puskesmas Labuan.
"Penanganan pascabencana korban bencana tsunami di Banten harus secepatnya, terutama relokasi, kesehatan maupun bantuan lainnya," katanya. Presiden didampingi oleh Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita dan Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Selain itu, hadir pula Gubernur Banten Wahidin Halim dan Bupati Pandeglang Irna Narulita.
(Baca: Evakuasi Dilanjutkan: 281 Meninggal Akibat Tsunami Selat Sunda)
Penanganan Satu Pintu
Irna mengatakan, penanganan pascabencana tsunami di Perairan Selat Sunda ditangani satu pintu untuk mempermudah koordinasi. "Semua penanganan bencana alam itu melalui TNI," ujarnya. Pemerintah daerah akan memperhatikan para korban bencana tsunami agar mereka tidak mengalami kerawanan pangan maupun penyakit menular.
Irna juga mengapresiasi bantuan dari pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), perusahaan swasta, dan berbagai organisasi kemasyarakatan. Bantuan berupa bahan pokok, minuman kemasan, peralatan dapur, selimut, hingga obat-obatan disalurkan kepada masyarakat yang terpapar bencana di 10 kecamatan.
Menurut Irna, jumlah korban meninggal dunia di Pandeglang di atas 200 orang dan yang teridentifikasi telah dibawa pulang keluarganya untuk dimakamkan. Sedangkan, warga yang mengalami luka-luka ditangani Puskesmas dan RSUD Berkah Pandeglang.
(Baca: Terdampak Tsunami Selat Sunda, Destinasi Wisata Lampung Selatan Lumpuh)