Menko Darmin Sebut Program B20 Baru Optimal Bulan Depan
Kemenko Bidang Perekonomian menyatakan, program pencampuran bahan bakar nabati 20% dengan solar (B20) mulai optimal pada Desember 2018. Hal ini sejalan dengan skema baru penyaluran fatty acid methyl esters (FAME) yang berlaku mulai bulan depan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah terus berupaya menyelesaikan berbagai kendala terkiait proses penyalurannya. "B20 akan optimal, mendekati potensi 100%, pada Desember," kata Darmin, di Jakarta, Kamis (15/11) malam.
(Baca juga: Impor Solar Melonjak, Sri Mulyani Minta Kementerian Energi Kaji B20)
Beberapa masalah yang ada, salah satunya jumlah titik pencampuran FAME 20% dengan solar terlalu banyak. Guna mengatasi kendala ini maka distribusi FAME akan menggunakan kapal gudang terapung (floating storage) milik PT Pertamina (Persero) di Balikpapan.
Pemerintah beralasan bahwa B20 butuh lebih banyak tangki penyimpanan sejalan dengan perluasan program ini dari public service obligation (PSO) lantas mencakup pula bahan bakar nonsubsidi. Darmin menegaskan agar penempatan di gudang terapung jangan terlalu lama.
"Pertamina akan menyediakan kapal (sebagai gudang terapung) yang disewa oleh perusahaan penyedia FAME," ujarnya.
Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) sebelumnya menyatakan, skema baru distribusi FAME berlaku mulai 1 Desember 2018. Penyalurannya dilakukan melalui dua kapal sebagai gudang terapung di Balikpapan untuk kawasan Indonesia timur. (Baca juga: Skema Baru Penyaluran FAME ke Indonesia Timur Berlaku Mulai Desember)