Tak Mampu Sejahterakan Rakyat Jadi Alasan Rini Rombak Direksi BUMN
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengungkapkan alasan dirinya sering merombakjajaran direksi perusahaan pelat merah. Perombakan dilakukan karena banyak direksi BUMN tidak mampu menjadikan perusahaannya sebagai agen pembangunan yang mampu menyejahterakan masyarakat.
Dia mengakui menjadi direksi di perusahaan, lebih berat dibandingkan pimpinan perusahaan swasta. Direktur Utama BUMN harus mengemban dua tugas sekaligus. Tidak hanya harus membuat perusahaan untung, BUMN yang dipimpinnya juga menyejahterakan masyarakat. Berbeda dengan swasta yang prioritas utamanya adalah keuntungan.
"Ada beberapa yang memang capable mencetak untung, tapi tidak bisa jadi agen pembangunan, itu tidak bisa menjadi direksi BUMN. Di dalam kamus BUMN, tidak ada seperti itu," kata Rini saat memberikan pidato di Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu (4/7).
(Baca: Jonan Sindir Kementerian BUMN yang Sering Ganti Direksi BUMN)
Dengan tugas berat yang harus diemban, Rini mengapresiasi seluruh dirut BUMN karena mampu bertransformasi dan dapat menjalankan tugas ganda. Dia berharap para dirut BUMN ini bisa menjadi pimpinan negara yang baik.
Menurut Rini, kepemimpinan dirut-dirut bank BUMN sudah baik. Mereka sudah mampu berkomunikasi sengan baik. Terbukti dengan telah dibentuknya sinergi Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan pemanfaatan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) oleh nasabah antarbank BUMN.
“Saya bangga direksi-direksi BUMN sekarang sudah bisa saling sinergi atau tidak berjalan sendiri-sendiri, ini sebuah transformasi yang terus menerus kami lakukan dan terus saya dorong," katanya.
Dia menjelaskan untuk menjadi pimpinan BUMN, terdapat 5 kompetensi utama yang harus dimiliki. Pertama, mampu membangun hubungan yang strategis bagi pemangku kepentingan. Kedua, memiliki ketajaman dalam melihat peluang bisnis.
(Baca: Enam Alasan Pencopotan Direksi Pertamina)
Ketiga, harus bisa menjadi agen perubahan di BUMN yang dipimpinnya. Keempat, dapat mengambil keputusan yang selaras dengan tujuan strategis organisasi. Kelima, berani melakukan investasi jangka panjang untuk kelangsungan perusahaan.
“Ini yang selalu saya tekankan kepada seluruh pemimpin, baik para direktur utama mapun Direksi-direksi di BUMN," kata Rini.