Mantan Jubir Gus Dur Akan Berhati-hati Beri Masukan Ke Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Pelantikan Yahya yang menggantikan Hasyim Muzadi yang telah meninggal dunia pada 16 Maret tahun lalu.
Setelah dilantik, Yahya yang merupakan juru bicara Abdurrahman Wahid (Gus Dur) saat menjadi Presiden ini mengatakan akan lebih berhati-hati dalam membicarakan negara serta pemerintahan. Apalagi, sebagai Wantimpres, dia bertugas untuk memberi masukan kepada Jokowi.
"Mungkin tidak seperti sebelumnya, saya lebih berhati-hati bicara negara dan pemerintahan," kata Yahya usai pelantikannya di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/5).
(Baca: Staf Khusus Baru Jokowi Akan Tepis Isu-Isu Negatif Pemerintah)
Dia juga menjelaskan sudah menjadi kewajibannya untuk menerima permintaan Jokowi dalam bergabung dengan Wantimpres. Yahya mengatakan akan mengikuti tata cara serta etika dalam menyampaikan gagasan strategis untuk negara yang akan disampaikannya kepada Presiden.
Yahya yang baru saja mengunggah pertemuannya dengan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence ini mengaku tidak mengetahui alasan dirinya diajak bertemu orang nomor dua di AS itu. Begitu juga alasannya dipilih menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden.
“Waktu saya masih di Amerika, saya dihubungi untuk pelatikan tanggal 25 Mei. Tapi waktu itu saya belum pulang. Saya baru pulang tanggal 28, sehingga baru diatur hari ini,” ungkap Yahya.
Dalam kesempatan ini Yahya sempat menjawab pertanyaan beberapa awak media soal masalah teranyar seperti terorisme. Dia mengatakan NU sejak dulu telah mengajukan solusi penyelesaian secara global. Kedepannya perlu ada komunikasi antara Indonesia dengan negara strategis termasuk Timur Tengah.
"Ini yang bisa didiskusikan lebih lanjut bersama pemerintah bagaimana pelaksanaannya," kata dia.