Bila Gagal Jadi Cawapres Jokowi, Apa Rencana Cak Imin?
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin merupakan politikus yang paling bersemangat maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Joko Widodo di Pilpres 2019. Dalam berbagai kesempatan dia selalu mengemukakan keinginannya, termasuk saat berziarah ke makam Ketua MPR RI Taufiq Kiemas di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu kemarin (25/3).
Namun, tidaklah mudah bagi Cak Imin dan PKB mendapatkan kunci emas mendampingi Jokowi. Partai-partai politik lain yang juga mengusung Jokowi memiliki niat yang sama. Lantas, apa rencana Cak Imin bila dia gagal menjadi cawapres Jokowi?
Ketua DPP PKB Jazilul Fawaid mengatakan, Cak Imin bakal mencalonkan diri sebagai presiden jika gagal dipinang Joko Widodo dalam Pilpres 2019. Jazilul mengatakan, langkah ini dianggap lebih baik ketimbang harus mengalihkan dukungan kepada kubu oposisi sebagai pendamping Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019.
"Kalau diterima dan memungkinkan nyapres. Kalau tidak ya jomblo. Kalau nyebrang juga cawapres posisinya, sama saja," kata Jazilul, Senin (26/3).
(Baca juga: Jabat Pimpinan MPR, Cak Imin Genjot Elektabilitas Cawapres 2019)
Bila mengajukan Cak Imin sebagai capres, PKB yang memiliki suara 9,04% pada Pemilu 2014 harus membangun poros baru agar memenuhi syarat pencalonan presiden yakni dukungan 25% suara hasil pemilu. Beberapa waktu lalu PKB, Demokrat dan Partai Amanat Nasional yang suara ketiganya dikumpulkan menjadi 26% atau memenuhi syarat mengajukan pasangan capres-cawapres, menjajaki membentuk poros ketiga di Pilpres 2019.
Hingga kini, Jazilul optimistis jika Jokowi akan meminang Cak Imin menjadi cawapres dalam Pilpres 2019. Jazilul melihat komunikasi antara Jokowi dan Cak Imin masih terlihat intensif.
Salah satunya terlihat dari pertemuan antara Cak Imin dan Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada Jumat (23/3) lalu. "Pada intinya bagus. Artinya komunikasinya cair," kata dia.
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal PKB Daniel Johan, Cak Imin memiliki kemampuan untuk mendongkrak elektabilitas Jokowi. Alasannya, Cak Imin memiliki basis suara yang besar untuk bisa mendorong Jokowi kembali terpilih dalam Pilpres 2019.
Sebab, ada 11 juta pemilih yang berasal dari Nahdlatul Ulama akan memilih Cak Imin jika dia menjadi cawapres Jokowi."Ini menjadi memeperkuat posisi Pak Jokowi," kata Johan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (26/3).
Menurut Daniel, seluruh kader PKB saat ini berkeras agar Cak Imin maju menjadi cawapres. Jika hal tersebut gagal, lanjut dia, keputusan selanjutnya akan dibahas dalam Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) PKB pada Juni 2018.
"Segala kemungkinan dibahas nanti di Muspimnas pada Juni," kata Daniel. (Baca juga: Survei Cawapres, AHY, Bersaing dengan Gatot Nurmantyo dan Cak Imin)
Cak Imin yang memiliki jabatan baru sebagai Wakil Ketua MPR diperkirakan akan terdongkrak elektabilitasnya. Sebagai pimpinan MPR, Cak Imin bakal lebih sering turun ke berbagai daerah untuk menyosialisasikan kegiatan empat pilar MPR.
"Agar seluruh tantangan dan persoalan yang dihadapi dalam hal ancaman disintergrasi bangsa bisa diatasi," kata Cak Imin, usai pelantikan hari ini.
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto enggan berkomentar lebih jauh mengenai potensi Cak Imin menjadi cawapres mendampingi Jokowi. Meskipun bila elektabilitas Cak Imin bakal meningkat, hal itu dianggap bukan satu-satunya pertimbangan.
"Jadi pemimpin apalagi presiden dan wapres bukan sekedar elektoral, tapi juga tanggung jawab bagi bangsa dan negara," kata Hasto.
Hasto mengatakan saat ini PDIP dan partai pendukung lain masih mengkaji calon pendamping Jokowi. Mereka akan mengumumkan cawapres setelah pilkada pada Juni 2018.
(Baca juga: Megawati Kantongi Daftar Nama Cawapres Jokowi)