Jokowi Lantik Idrus Marham Jadi Mensos, Moeldoko Gantikan Teten
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali melakukan perombakan kebinet (reshuffle). Pagi ini dia melantik anggota Kabinet Kerja baru, yakni Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham sebagai Menteri Sosial, menggantikan Khofifah Indar Parawansa dan mantan Panglima TNI Moeldoko sebagai Kepala Staff Presiden, menggantikan Teten Masduki.
Pelantikan Idrus didasarkan pada Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 10p Tahun 2018 tentang Pengangkatan sebagai Menteri Sosial. Sedangkan Moeldoko berdasarkan Keppres Nomor 11p Tahun 2018 tentang Pengangkatan Kepala Kantor Staf Presiden.
Selain itu, Presiden juga melantik Agum Gumelar sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden, mengisi posisi yang ditinggalkan Hasyim Muzadi yang tutup usia beberapa waktu lalu. Kemudian Yuyu Sutisna sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), yang posisinya kosong setelah Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dianggkat menjadi Panglima TNI.
"Bahwa saya akan menjunjung tinggi etika jabatan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab," kata Jokowi yang diulangi empat anggota kabinet yang baru, saat pelantikan di Istana Negara, Rabu (17/1). (Baca: Reshuffle Diumumkan Hari Ini, Moeldoko dan Idrus Masuk Kabinet)
Pada perombakan kabinet hari ini tidak ada pergantian pada posisi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Sebelumnya beredar kabar posisi Airlangga yang menjadi Ketua Umum Golkar ini akan digantikan oleh Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki. Namun, Teten malah digeser ke posisi Kepala Staf Khusus Presiden dan posisinya digantikan mantan Panglima TNI Moeldoko.
Usai pelantikan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan posisi Airlangga masih dilihat terlebih dahulu mengingat yang bersangkutan juga menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Hal ini juga diamini Airlangga yang menyerahkan sepenuhnya posisi ini kepada Jokowi. "Saya kembalikan kepada Presiden," kata Airlangga.
(Baca: Kalla Beri Sinyal Airlangga Hartarto Akan Bertahan di Kabinet)
Sementara menurut Idrus, posisinya bersama Airlangga sebagai menteri dan pimpinan Partai Golkar akan semakin memperkuat kerja sama dalam kabinet. Golkar punya sistem yang memungkinkan distribusi peran dijalankan dengan tata kerja yang ada dengan baik. "Posisinya saling memperkuat," katanga.
Dia juga mengatakan posisinya sebagai Mensos bukan bagian persyaratan politik. Bahkan menurutnya Golkar telah mengambil posisi mendukung Jokowi sebagai Presiden sejak awal, "Suatu prestasi juga ibu Khofifah mengurangi kemiskinan," katanya.
(Baca: Alasan Golkar Tunjuk Bambang Soesatyo sebagai Ketua DPR)