Tak Jadi Prioritas, Proyek Pipa Kalija II Milik Bakrie Ditunda
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) telah memutuskan untuk menunda proyek pipa gas transmisi Kalimantan Jawa (Kalija) II. Alasannya proyek tersebut hingga kini belum mendapatkan alokasi dan pembeli gasnya.
Tidak hanya ditunda, proyek pipa Kalija II ini bahkan tidak menjadi prioritas Komite BPH Migas. “Komite berpendapat masih ada proyek lain yang lebih penting. Jadi, saat ini komite lebih fokus dan memberikan skala prioritas pada hal yang lebih penting, kata Anggota Komite BPH Migas, Jugi Prajogio kepada Katadata.co.id, Rabu (29/11).
Jugi tidak menjelaskan hingga kapan proyek tersebut ditunda. Yang jelas, selama Bakrie&Brother selaku pemegang hak kelola proyek itu belum memiliki kepastian pembeli, pipa gas yang menghubungkan Jawa dan Kalimantan tidak akan terbangun.
BPH Migas sebenarnya sudah mengundang perwakilan dari PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) selaku calon pembeli gas. Tujuannya untuk mengetahui kebutuhan gas dari tiga perusahaan pelat merah itu.
Namun, dari hasil perhitungan kasar, kebutuhan gas masing-masing perusahaan tersebut sudah tercukupi. Alhasil mereka belum berencana menambah pasokan melalui pipa Kalija II.
Pipa Kalija II merupakan proyek pipa yang memanjang dari Bontang hingga Semarang. Adapun pipa ini memiliki yang cukup besar, yakni 1.000 juta kaki kubik per hari (mmscfd). PT Bakrie & Brother Tbk memenangkan lelang pembangunan pipa Kalija II berdasarkan Surat Keputusan Kepala BPH Migas Nomor 042 /Kpts /PL/BPH/Kom/VII/ 2006 pada 27 juli 2006.
Di sisi lain, Direktur Utama Bakrie&Brothers Bobby Gafur Umar pernah mengatakan perusahaannya masih ingin tetap melanjutkan proyek pipa gas Kalimantan-Jawa II tetap berjalan. Proyek tersebut nantinya bisa menopang industri di Jawa yang semakin tumbuh. Ini tentunya akan meningkatkan permintaan gas.
Menurut Bobby, alokasi gas ini bisa diberikan Kementerian ESDM. “Ini sebenarnya tinggal bagaimana pengaturan alokasi gasnya," kata dia di Jakarta, Selasa (3/10). (Baca: Bakrie Minta Alokasi Gas Agar Proyek Pipa Kalija Tetap Jalan)
Di sisi lain, Bobby menolak kalau gas yang mengalir ke pipa tersebut berasal dari impor. Alasannya, perusahaan akan membangun infrastruktur lainnya seperti fasilitas regasifikasi dan terminatl penerima LNG. Hal ini tentu menambah biaya perusahaan.